KETIK, HALMAHERA SELATAN – Sultan ke-22 Bacan Muhammad Irsyad Maulana Sjah menetapkan Masjid Al-Mujahidin Desa Dauri Tahane Kecamatan Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan sebagai Masjid Pertama Sultan Muhammad Al-Baqiir.
Penetapan ini disampaikan Sultan Muhammad Irsyad dalam acara Ramah Tamah pegelaran Festival Marabose yang mengusung tema perjalanan Sejarah Kesultanan Bacan dengan rangkaian Napak Tilas, Sabtu (22/6 /2024) di Desa Dauri.
Acara ini dihadiri Bupati Kabupaten Halmahera Selatan Hasan Ali Bassam Kasuba, Tokoh sesepuh Ikatan Keluarga Dauri Tahane Maluku Utara, Perangkat Adat Kesultanan Bacan, Ompu Jogugu Mochdar Arief, tamu undangan dan warga masyarakat Desa Dauri.
Sebelum penetepan Mesjid Al-Mujahidin Dauri Tahane, Sultan Muhammad Irsyad menyampaikan cerita singkat perjalanan Sejarah Kesultanan Bacan yang dimulai dari Dauri Tahane.
Ompu Sultan Bacan memberi pesan kedamaian dan kekeluargaan sebagai bentuk implementasi dari rangkaian acara Napak Tilas Kesultanan Bacan. "Tidaklah akan menjadi buah Kahera nan kita, maupun buah silang pendapat, bahkan buah perdebatan, bila kita telusuri arus gerak kehidupan masyarakat dan pemimpinnya di awal keberadaan Limau Dolik Mara Kie Besi di Tahane." ucapnya.
"Negeri Ini berada dalam kondisi damai, terang, dan tenang di lembah Malapa. Lembah pertemuan kaki bukit Solimongo dan Kie Besi. Di situlah pusat syi'ar dan munajad Ja'far Sadiq dilaksanakan, sebelum anak-anaknya disebar ke penjuru Jazirah, membawa misi untuk menjalankan amanah Risalat Turrasuul, sebagai warasatul anbiyaa pada hari kemudian," terang Ompu Sultan.
Sebagai bagian yang tak terlepas dari kegitan Festival Marabose 2024, Ompu Sultan kembali mengingatkan akan adanya Kesultanan Bacan dengan misi dakwah di abad ke-12.
"Hari ini kita jejak dalam wujud sebuah implementasi Napak Tilas Marabose, mengingatkan kepada kita semua dan generasi yang ada. Sesunguhnya pada abad ke-12 telah lahir peradaban umat yang strategis, inilah akar budaya lahirnya Kesultanan Bacan yang membawa misi risalah Rasulullah untuk semua ummat yang ada di kawasan Jaziratul Mamluuk," jelas Sultan Bacan.
Ompu Sultan Bacan Muhammad Irsyad Maulana Sjah (tengah) bersama keluarga Dauri Tahane usai acara ramah tamah gelaran Festival Marabose (23/6/2024)(Foto: Mursal Bahtiar/Ketik.co.id)
Ompu Sultan Bacan juga menyebut dinasti Kesultanan Bacan wujud pokok daun serta baru yang berkembang yang di awali dari Dauri Tahane.
"Sedangkan perkembangan dinasti Kesultanan Bacan selanjutnya, di Limau Sigara Kasiruta dan Limau Bontang Raa (Seki) Istana Buldan Bacan, sesungguhnya adalah wujud pokok dan cabang serta daun peradaban baru yang berkembang, membawa kemajuan syi'ar baru di tengah kawasan Jaziratul Mamluuk," tambahnya.
Karena itu, menurut Sultan Bacan, Napak Tilas Marabose ini dapat menuntun dan menuntut generasi yang ada dalam menjernihkan pemikiran akan pandangan tentang perbedaan persepsi terhadap teritorial negeri ini. Secara filosofi, tetap harus dikedepankan sisi persatuan dan kesatuan negeri. Yakni untuk menjadi satu basis kekuatan bagi kepentingan pembangunan bangsa.
Di akhir sambutannya, Ompu Sultan menetapkan Masjid Al-Mujahidin Desa Dauri Tahane menjadi Masjid Pertama Sultan Muhammad Al-Baqiir.
"Sebelum mengakhiri sambutan ini dengan mengharapkan rahmat dan petunjuk Allah SWT, saya kukuhkan Masjid Tahane sebagai Masjid Sultan Pertam," tutup Ompu Sultan Bacan Muhammad Irsyad Maulana Sjah. (*)