KETIK, BANDUNG – Kabar gembira bagi warga Desa Rancamanyar Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung dan sekitarnya, yang sebelumnya kerap mengalami kemacetan di sekitar Rancamanyar pada jam-jam sibuk.
Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, akhirnya memberikan solusi kemacetan Rancamanyar, dengan membangun Jembatan Roda Dua Rancamanyar di Kampung Cilebak, Desa Rancamanyar. Pembangunan jembatan gantung ini menelan biaya Rp7,5 miliar dari APBD Kabupaten Bandung 2023.
Bupati Bandung Dadang Supriatna meresmikan penggunaan Jembatan Roda Dua Rancamanyar yang membentang di atas Sungai Citarum ini, Senin (12/2/2024).
Kalau dilihat dari hasil rekaman drone, kata bupati, antrian kendaraan baik roda maupun empat sangat luar biasa padatnya terutama pada jam-jam sibuk seperti jam pergi dan pulang kerja.
Bupati Bandung menyebut ada delapan titik kemacetan di wilayah Rancamanyar yang menghubungkan Kecamatan Baleendah, Margahayu dan Kecamatan Katapang ini yang harus dipikirkan bersama untuk solusinya. Apakah perlu dengan pembangunan jalan dan jembatan baru, atau juga pelebaran jalan yang sudah ada.
"Salah satu solusinya, sekarang sudah ada Jembatan Roda Dua Rancamanyar, sehingga sedikit ada solusi untuk mengurangi kemacetan di Rancamanyar. Mangga nyanggakeun ka warga Rancamanyar," ucap bupati.
Sebelumnya, kondisi kemacetan di Rancamanyar kerap jadi bahan perbincangan netizen di media sosial. Netizen kesal, kondisi kemacetan ini seolah dibiarkan begitu saja tanpa ada solusi.
Berdasar data statistik yang dicatat DPUTR Kabupaten Bandung, ada ratusan postingan terkait kemacetan Rancamanyar dengan ribuan komentar di medsos.
"Memang, kalau dilihat dari satelit, salah satu jalur yang merah atau macet itu Jalur Rancamanyar yang sangat padat. Dan ini perlu penanganan serius. Sebab ada delapan titik kemacetan mulai dari Jembatan Rancamannya sampai ke Jalan Sayuran," ungkap Zeis.
Dari statistik juga, sebut Zeis, pemilik kendaraan bermotor di Kabupaten Bandung ini ada 1,2 juta orang di mana 900 ribu unitnya adalah kendaraan roda dua. Kecamatan Baleendah sendiri ada sekitar 400-an kompleks perumahan dengan populasi penduduk 300 ribuan jiwa. Maka diperlukan penanganan yang fokus ke wilayah kecamatan padat penduduk.
"Oleh karena itu Pak Bupati Bandung menginstruksikan kepada kami untuk memberikan solusi atas permasalahan kemacetan di Rancamanyar ini. Dengan diresmikannya Jembatan Roda Dua Rancamanyar ini semoga sedikitnya bisa mengurai kemacetan yang selama ini terjadi," ungkap Zeis.
Zeis sesekali memfokuskan perhatian ke arah fisik kontruksi jembatan. Dari bagian atas kontruksi jembatan, hingga ke bagian samping atau sisi kontruksinya.
Dari segi fisik konstruksi sudah dirasa pas. Harus jembatan gantung yang kaku konstruksinya dan bukan jembatan gantung yang goyang. Ini demi kenyamanan pengendara ketika melintasi jembatan gantung.
Tapi Zeis merasa masih ada yang kurang dari segi estetikanya. Lampu! Menurutnya, selain berfungsi sebagai lintasan transportasi, jembatan gantung ini juga bisa dijadikan obyek wisata masyarakat sekitar di malam hari dan menjadi jembatan kebanggaan warga Rancamanyar.
"Untuk menambah estetika atau keindahan, jembatan ini perlu dipasangi lampu untuk penerangannya di malam hari. Ini mungkin bisa menjadi sarana rekreasi buat masyarakat sekitar untuk melihat keindahan kontruksi jembaran dari dari sisi dan tingginya, termasuk sungai di bawahnya," ungkap Zeis. (*)