KETIK, SURABAYA – Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas di Kalimantan Timur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur melatih 2.224 siswa untuk berwirausaha.
Kegiatan yang dikemas melalui Program SMA Dual Track ini membekali dan mempersiapkan siswa-siswi di Kalimantan Timur agar memiliki kemandirian berwirausaha dan punya keterampilan memadai di dunia kerja.
“Kami membekali siswa-siswi yang berpotensi tidak melanjutkan pendidikan dengan kecakapan kerja dan keterampilan berwirausaha,” papar Fajar Baskoro, Program Development SMA Dual Track, Selasa (16/7/2024).
Para siswa tersebut berasal dari 10 kabupaten. Yakni Balikpapan, Berau, Bontang, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Mahakam Ulu, Paser, Penajam Paser Utara, dan Samarinda.
Mereka diajarkan berbagai macam skill. Mulai dari multimedia, tata boga, desain grafis, kecantikan hingga tata busana. Kemampuan mereka diasah untuk membuat produk-produk unggulan dan keterampilan yang bisa dijual.
Praktik kewirausahaan DT SMA Negeri 2 Bontang di PLS hari ke-2. (Foto: dok SMA Dual Track)
Contohnya desain grafis yang menghasilkan kaos-kaos desain bagi perusahaan yang memerlukan ketika ada acara tertentu. Bisa juga produk makanan yang awet dan bisa diolah kembali sebagai bekal saat di kebun atau ditambang, produk busana untuk pernikahan atau seragam, dan tata rias.
“Ini hampir sama dengan Program SMA Double Skill di Jawa, hanya saja karena disana banyak pertambangan dan perkebunan, jadi otomatis pola pengembangan dan hasil produknya disesuaikan dengan masyarakat setempat,” lanjutnya.
Dosen Teknik Informatika ITS ini juga membeberkan alasan mengapa memilih Kalimantan Timur di programnya. Katanya, Kalimantan Timur sedang memasuki tahap pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) sehingga membutuhkan SDM siap bekerja dan berwirausaha.
Selain itu, provinsi ini jadi tujuan karena masih memiliki angka Angka Tidak Sekolah (ATS) lebih dari 50%. Masih banyak siswa SMA yang tidak melanjutkan pendidikan sekaligus tidak bekerja sehingga memerlukan pembekalan dan penguatan keterampilan siap kerja dan wirausaha.
“Dari tahun pertama sampai sekarang masuk tahun kedua mendapat sambutan luar biasa. Tahun pertama kemarin fokusnya upskilling para trainer dan pembentukan mindset bagi para siswa dan pengelola,” beber Fajar.
Para siswi diberi keterampilan tata rias agar memiliki kemampuan mumpuni untuk berwirausaha (Foto: SMA Dual Track)
Sementara untuk tahun kedua ini yang diselenggarakan 3 Juni - 27 Oktober 2024, SMA Dual Track berfokus pada pengembangan profesionalisme dan produk olahan. Sehingga diharapkan akan menghasilkan produk-produk yang bisa dinikmati masyarakat sekitar, baik dunia usaha maupun masyarakat setempat.
Sebagai informasi, sudah ada 21 satu sekolah di Kalimantan Timur yang tergabung dalam Program SMA Dual Track.
Lebih dari 2.000 siswa yang tergabung dikelompokkan menjadi 79 rombongan belajar (rombel), 511 kelompok usaha siswa dengan didampingi 60 trainer kompeten untuk menghasilkan produk. Saat ini tercatat sudah ada 442 produk yang mereka hasilkan.
Menariknya, karena program ini mendapat sambutan sangat baik, tahun ini jumlahnya bertambah menjadi sekitar 42 sekolah.
“Nanti diharapkan program ini bisa menjadi piloting dan bisa menjadi program unggulan nasional sehingga bisa diterapkan daerah-daerah lainnya untuk mengurangi angka pengangguran dari lulusan SMA,” tutupnya. (*)