Serius Tangani Krisis Air, Pemkab Pacitan Turun Gunung Pantau KPSPAM

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

12 Agustus 2024 10:05 12 Agt 2024 10:05

Thumbnail Serius Tangani Krisis Air, Pemkab Pacitan Turun Gunung Pantau KPSPAM Watermark Ketik
Pengecekan oleh Tim dari DPUPR Pacitan pada saluran air warga setempat. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan melakukan pemantauan langsung terhadap kinerja Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAM) di wilayah setempat. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk keseriusan dalam menangani krisis air bersih, terutama saat memasuki musim kemarau.

Bupati Indrata Nur Bayuaji, atau yang akrab disapa Mas Aji, baru-baru ini menginstruksikan Dinas PUPR untuk memantau langsung Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (KPSPAM) di desa-desa yang memiliki SPAM.

Tonny Setyo Nugroho, Kabid PLAM Dinas PUPR Pacitan saat dikonfirmasi membenarkan soal adanya pemantauan ke desa-desa.

"Ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Bupati Pacitan untuk memastikan pengelolaan KPSPAM di desa-desa. Kami turun bersama Inspektorat Pacitan," ungkap Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Air Minum (PLAM) Dinas PUPR Pacitan, Tonny Setyo Nugroho, Senin (12/8/2024).

Tonny mencontohkan adanya desa yang sudah mendapat dukungan dana besar namun masih mengalami kekeringan. Sementara ada desa lain dengan dukungan dana lebih kecil justru berhasil mengelola air bersih dengan baik.

"Sasarannya KPSPAM yang belum maksimal. Ini bakal kita data kembali untuk menyamakan pandangan terkait pengelolaan air di wilayah," ucapnya.

Dengan turun langsung ke lokasi, Tonny beserta tim mengaku dapat melihat secara langsung kondisi riil di lapangan, termasuk kendala-kendala yang mungkin dihadapi oleh KPSPAM dalam menjalankan tugasnya.

"Ini juga soal pemerintah desa (pemdes). Sejauh ini dari data Musrenbang tahun 2025, kalau tidak salah hanya 4-5 desa yang mengusulkan anggaran untuk pengelolaan air. Sementara, kalau kita lihat peta kekeringan BPBD tahun lalu, wilayah kekeringan hampir merata di 167 desa di Pacitan," sergahnya.

Kendati begitu, Tonny mengakui bahwa tugas ini cukup berat karena ada 172 desa atau kelurahan di Pacitan yang harus dipantau. Hingga saat ini, sudah 8 desa yang berhasil dipantau.

"Dasar kami ada pada Permen PUPR No. 13 Tahun 2023 tentang Standar Pelayanan Minimal Kementerian PUPR. Pemantauan kami bersama Inspektorat," paparnya.

Dengan adanya pemantauan ini, diharapkan desa-desa yang memiliki KPSPAM semakin termotivasi untuk bersama-sama membangun Kabupaten Pacitan dari sektor air minum.

Tonny juga mengungkapkan harapannya agar KPSPAM yang belum maksimal dapat bergabung dengan asosiasi KPSPAM se- Pacitan Gunung Gembes agar pengelolaannya bisa lebih optimal.

Pemerintah Kabupaten Pacitan terus berupaya untuk memastikan setiap warga memiliki akses terhadap air bersih yang layak. 

Pemantauan KPSPAM ini menjadi salah satu langkah konkret dalam mewujudkan tujuan tersebut, di samping pembangunan infrastruktur yang telah lama digenjot.

"Bisa dibayangkan, kurun waktu 2014-2023 pemerintah telah menggelontorkan anggaran Rp123,54 miliar untuk infrastruktur. Tapi, Pacitan masih selalu kekeringan," tandasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Kekeringan KRISIS AIR KPSPAM