KETIK, SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali berkesempatan mengikuti kompetisi robotika internasional.
Tim robot terbang Bayucaraka ITS siap mengikuti kompetisi internasional Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC)2023 di Singapura.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng melepas Tim Bayucaraka sekaligus meluncurkan robot terbaru di halaman Gedung Rektorat, Jumat (17/3/2023).
Robot berupa tiga drone yang diberi nama Soero Alpha, Soero Beta, dan Soero Airon serta empat remote terbaru yang ditampilkan pada peluncuran tersebut.
Ketiga robot berbasis autonomous tersebut akan dibawa untuk bertarung pada dua kategori dari delapan kategori yang ada, yaitu Semi-Autonomous (D1) dan Autonomous (D2) di negara tetangga pada 25 Maret - 1 April 2023 mendatang.
Ashari menyampaikan rasa bangganya terhadap tim Bayucaraka ITS yang telah mempersiapkan segala kebutuhannya dalam menghadapi kompetisi bergengsi ini.
“Berdasar prestasi tahun lalu serta kesiapan yang matang dari Bayucaraka, kami optimistis tim ini dapat membawa tropi juara satu,” tandas penerima Obsession Award 2023 itu percaya diri.
Dalam mempersiapkan kompetisi bergengsi tersebut, Bayucaraka ITS mengirimkan enam orang perwakilan dari tim Soeromiber. Ashari menyampaikan bahwa keluarga besar ITS turut mengucapkan selamat bertanding bagi seluruh anggota tim yang akan terbang membawa nama baik ITS dan bangsa Indonesia di kancah internasional ini.
“Kedisiplinan, kesabaran, dan strategi yang baik dari tim menjadi kunci dalam perlombaan ini,” pesan Ashari.
Tiga drone terbaru dari tim Bayucaraka ITS, yakni Soero Alpha, Soero Beta, dan Soero Airon usai diluncurkan oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (kanan). (Foto: Humas ITS)
Thoriq Akbar Maulana, ketua Tim Bayucaraka ITS memaparkan, lomba yang diadakan oleh SO National Laboratories dan Science Center Singapore, serta didukung juga oleh Kementerian Pertahanan Singapura tersebut menjadi salah satu kompetisi bergengsi yang menjadi incaran utama Bayucaraka.
“Tiga trofi yang tahun lalu telah kita dapatkan masih belum maksimal, yang selanjutnya akan kami perbaiki di pertarungan tahun ini, ” tegasnya optimistis.
Dua di antara tiga robot yang diusung kali ini merupakan jenis Swap Drone. Keduanya saling terkoneksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan misi memindahkan bola pada target yang telah ditentukan.
Jenis drone ini menggunakan teknologi autonomous yang tidak melibatkan sentuhan manusia untuk menggerakkannya.
Sedangkan, untuk drone lainnya dirancang untuk mengangkat pinbag dan paperclip dengan kesulitan yang lebih dibanding tahun sebelumnya.
Thoriq menambahkan bahwa pada perlombaan ini, Bayucaraka ITS membawa inovasi terbaru dari segi teknologi yang berbeda dari sebelumnya. Penggunaan jenis remote dengan sensor gerak yang dapat mendeteksi gerakan tangan yang nantinya akan ditransformasi untuk menjalankan drone.
“Selain itu, juga terdapat jenis remote yang dapat mendeteksi gerakan tangan melalui kamera lalu diterjemahkan untuk menggerakkan drone kami,” papar mahasiswa Teknik Transportasi Laut itu dengan antusias.
Salah satu anggota divisi mekanik, Epindonta Ginting menjelaskan, kesulitan yang dihadapi tim dalam pengembangan robot ini ditemukan pada jenis fully autonomous.
“Ditemukan banyak throuble pada saat latihan, sehingga kami perlu lebih sering melakukan trial and error untuk meningkatkan poin dalam perlombaan,” beber Epin.
Kegiatan yang dihadiri beberapa pimpinan ITS ini ditutup dengan demonstrasi wahana untuk vertical take-off launching. Yakni dengan percobaan penerbangan dua drone autonomous yang berhasil menyelesaikan misi dengan sempurna.
Untuk mencapai gelar juara pertama, tim Bayucaraka telah melakukan riset dan latihan semenjak tahun lalu sehingga kesiapan tim yang matang serta kecakapan robot drone yang akan diterbangkan dapat tercapai.
“Melalui segala persiapan yang telah dilakukan, kami berharap target juara satu dapat dicapai dengan mudah,” pungkas Thoriq. (*)