KETIK, SURABAYA – Ada yang menarik ketika Ketik.co.id berkunjung ke SMAN Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Rabu (17/7/2024).
Di sana Ketik.co.id beserta rombongan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Unicef Indonesia bertemu dengan 3 siswi kelas 12 SMAN Pilangkenceng yang memiliki kemampuan unik, yakni bisa melihat dengan mata tertutup.
Mereka adalah Chantika Claudia Kis Monic, Maria Septia Ningrum dan Warda Eki Putri. Apa kemampuan unik mereka?
Melihat dengan Insting
Ketiga gadis ini mengaku bisa melihat menggunakan instingnya. Mereka bisa menebak apapun di hadapannya dalam keadaan mata tertutup, termasuk menebak warna baju, berjalan dengan mata tertutup, sampai menangkap maling menggunakan insting.
“Itu namanya ilmu aktivasi,” jelas Chantika saat ditemui Ketik.co.id di salah satu ruang kelas SMAN Pilangkenceng, Madiun.
Ilmu ini, sambungnya, menggunakan gelombang alfa yang secara fisika ada dua gelombang. Satu gelombang dibentuk, satunya lagi akan menyambung.
“Ini juga pakai ilmu fisika garputala. Jadi satunya dipetik, satunya bisa terdengar gelombangnya,” sahut Wardah.
Ilmu ini memanfaatkan seluruh panca indera yang dimiliki supaya mendapat jawaban tepat. Maka dari itu, butuh konsentrasi tinggi ketika menerapkannya. Tidak boleh ada distraksi yang mengganggu fokus.
"Ini mungkin seperti kelelawar. Kelelawar itu kan buta, tapi bisa melihat saat malam hari juga,” terangnya.
Gadis 17 tahun ini bercerita awalnya mereka mendapatkan kemampuan ini dari pelatihan saat Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Osis.
Ketika LDK para siswa yang mendaftar Osis diajak bermain dan bersenang-senang, lalu disuruh tidur selama 1 jam.
Dalam keadaan tidur, seluruh peserta LDK diberi sleeping relax music, seperti suara hujan, suara air, dan hutan. Dari sekian peserta hanya ada beberapa siswa yang tersambung dengan ilmu ini.
"Siswa yang agak nyambung itu biasanya memimpikan sesuatu, mimpi di hutan misalnya,” kata Chantika.
Setelah itu para peserta dites satu per satu untuk mengetahui mana siswa yang bisa terhubung mana yang tidak.
“Karena nggak semua anak bisa. Dari 62 anak yang bisa cuma 8 anak. Kriterianya harus fokus, pikirannya masih fresh, enggak terlalu banyak pikiran, dan nggak nonton film porno,” jelasnya.
Tebak Warna Baju hingga Maling
Kemampuan Chantika sempat diuji di depan Ketik.co.id, ITS, dan Unicef. Dalam keadaan mata tertutup kain, Chantika berusaha menebak warna baju Yuanita Nagel, Education Officer Unicef hanya dengan sentuhan tangan.
“Bajunya warna biru, sepatunya warna putih,” tebak Chantika tampak ragu-ragu.
Tebakannya benar. Yuanita saat itu memang memakai baju warna biru ada motif seperti batik. Warna sepatunya juga putih, tepat seperti apa yang dikatakan Chantika.
Sontak semua yang hadir terkagum dengan apa yang diucapkannya, tak terkecuali Ketik.co.id.
“Taunya dari insting. Kayak ada bayangan di kepala oh ini biru, orangnya kaya gini,” ungkapnya.
Uniknya, mereka bertiga pernah disuruh menangkap maling uang di kelasnya. Ini menjadi pengalaman paling unik yang pernah mereka alami.
“Sempet waktu itu kami nemuin pencuri uang. Jadi kami dikasih beberapa foto sama salah satu guru. Disuruh nerawang, kami lihat wajah-wajahnya dan kasih clue. Kami disuruh merasakan foto itu,” papar Maria.
Maria menceritakan ketika melihat salah satu foto, ia dan kedua temannya itu merasakan hawa panas.
Setelah itu mereka mengajukan hasil dugaan mereka pada guru. Benar saja, tebakan mereka tepat, foto berhawa panas itulah pelakunya.
"Pernah kami menebak nominal uang beserta nomor serinya. Berjalan melalui rintangan dalam keadaan mata tertutup, sampai menemukan kunci motor hilang,” katanya.
Hebatnya, mereka pernah memamerkan kemampuan ini di acara Double Track di Surabaya.
Di depan Khofifah Indar Parawansa, mantan Gubernur Jawa Timur, mereka unjuk kebolehan dengan menebak nominal uang beserta nomor serinya dalam keadaan mata tertutup.
“Dua kali tampil di Surabaya. Waktu itu respons Bu Khofifah speechless ‘oh kok bisa?’ Orang-orang juga bilang pinter ya, gitu,” ungkap Chantika.
Bukan Ilmu Peramal
Saat Ketik.co.id bertanya apakah ilmu ini mirip seperti ilmu peramal yang bisa menerawang masa depan, mereka menegaskan tidak.
Katanya, ilmu aktivasi ini sebagai pembelajaran yang hanya khusus diberikan pada anak-anak Osis dan Majelis Perwakilan Kelas (MPK) di sekolah. Tujuannya untuk melatih fokus dan konsentrasi siswa.
Mengingat anggota Osis dan MPK mengemban tugas kepemimpinan dan mengelola kegiatan siswa di sekolah.
“Ilmu ini juga bukan ilmu mistis atau ilmu hitam. Tapi murni ilmu Fisika. Jadi kami tidak berguru seperti pesulap merah atau lainnya,” tegas Chantika.(*)