KETIK, SURABAYA – Program kerja milik Pemkot Surabaya yaitu Surabaya Bergerak terus digencarkan. Program ini adalah kerja bakti masal yang dilakukan warga atau masyarakat setempat, baik di kawasan perkampungan maupun perumahan.
Ada 222 kawasan yang mengikuti program ini. Salah satu daerah yang menerapkan program ini adalah Jalan Kedondong Lor Gang 3 No. 18A, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng.
Diungkapkan Ade Hermawan, Ketua RT 03, Jalan Kedondong Lor Gang 3, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, program ini berhasil mengubah lingkungan dalam hal kebersihan.
"Kalau dulu itu ketika kami minta bantuan petugas kebersihan untuk membantu kan susah. Sekarang dengan adanya program ini jadi mudah," kata Ade.
Selain di kawasan Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, kegiatan ini juga digerakkan warga Jalan Gemol 1D No.35, Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung.
Di lokasi ini, warga fokus melakukan perapihan paving dan normalisasi saluran. Ketua RT 04 Jalan Gemol 1D No.35, Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Iswandi menjelaskan, perapihan paving dilakukan secara swadaya oleh warga.
Menurutnya, paving di jalan tersebut sudah waktunya dilakukan perapihan. "Kita prioritaskan paving dan gorong-gorong. Karena paving ini sudah ada beberapa yang lepas dan kurang rapi, sehingga kita lakukan pembersihan," jelas Iswandi.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, program "Surabaya Bergerak" ini bukan hanya berdampak pada lingkungan. Akan tetapi, juga berdampak pada kepedulian dan kepedulian dengan sesama.
“Jadi di dalam program ini masyarakat saling gotong royong membersihkan lingkungannya, mereka peduli satu sama lain agar terhindar dari musibah. Karena membersihkan lingkungan itu butuh kesadaran dari diri masing-masing warga Surabaya,” kata Hebi.
Hebi mengungkapkan, secara tidak langsung warga yang berpartisipasi dalam kegiatan ini telah membantu Pemkot dalam membersihkan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan.
“Sebenarnya fokus utamanya itu pembersihan saluran air. Namun, ada juga warga yang melakukan perantingan, mengumpulkan barang bekas, dan sebagainya. Kemudian kita bantu fasilitasi pengangkutan,” ungkapnya.
"Program ini sudah berjalan selama dua bulan terakhir. Sebelumnya, tiap minggu paling banyak 80 titik RT yang berpartisipasi dalam “Surabaya Bergerak”. “Bahkan, sempat ada yang ikut namun tidak daftar. Nah itu justru menyulitkan kami dalam pengangkutan hasil kerja bakti,” tambah Hebi.
Untuk mempermudah Pemkot mengangkut sampah yang dihasilkan dalam kerja bakti, ia mengimbau kepada masing-masing Ketua RT untuk mendaftar melalui website terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk memudahkan DLH dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya mengangkut sampah hasil kerja bakti.
“Jadi paling tidak daftar dulu, biar kami tahu titik jemputnya agar tidak ada sampah yang terlantar di pinggir jalan. Selain itu, kami juga bisa memberi jadwal tiap minggu, agar tidak bersamaan kerja baktinya sehingga sampah itu bisa terangkut semua,” pungkasnya. (*)