KETIK, SURABAYA – Pesatnya perkembangan teknologi mendorong siapapun untuk terus berkembang mengikuti era digital, tak terkecuali para pelajar.
Di acara Upgrading Trainer yang menjadi bagian dari program Digital Skills SMA Double Track, Yuanita Nagel, Education Officer Unicef Indonesia mengatakan di dunia digital yang semakin maju ini anak-anak Indonesia jangan hanya menjadi penikmat produk, tapi harus punya kemampuan menciptakan produk digital.
Kemampuan ini harus dimiliki sebab persaingan di era digital cukup ketat. Anak-anak harus dibekali kemampuan memadai agar tidak terus menerus menjadi konsumen, tapi berubah menjadi pencipta.
“Kalau kita lihat, konten-konten Instagram atau TikTok yang ditonton anak-anak itu sifatnya hiburan. Jadi mereka malas, tidak tergerak. Sehingga ketika mereka harus membuat produk, hanya tahan 2-3 jam, lalu capek, marah, dan istilahnya kena mental,” terang Yuanita, Selasa (2/7/2025) di Hotel Ibis Surabaya.
Ia menjelaskan fenomena ini berbahaya apabila terus dibiarkan. Anak-anak harus belajar membuat produk digital supaya bisa meningkatkan daya tahan mentalitas untuk memproduksi sesuatu.
Sebab, kata Yuanita, untuk menghasilkan produk yang baik itu tidak mudah. Anak-anak harus memiliki ketekunan, kreativitas, dan daya juang tinggi.
“Kita mau ngajarin anak-anak persiapan di dunia kerja agar di dunia kerja nanti mereka jadi seseorang yang bisa menampilkan dirinya. Kalau mereka terima beres saja nanti kasian, mereka tidak bisa mendapatkan posisi yang baik,” jelas Yuanita.
Pasalnya, kemampuan digital seperti ini biasanya hanya bisa didapatkan dari les atau kursus. Sementara faktanya tidak semua anak memiliki orangtua yang punya kemampuan membayar les atau kursus cukup mahal tersebut.
Oleh karenanya, dengan adanya program ini ia berharap para trainer, siswa-siswi program SMA Double Track dan pihak lainnya tetap memiliki semangat untuk memberi bekal pada peserta didik supaya punya kemampuan kompeten di bidang digital.
Digital Skills merupakan salah satu bagian dari program SMA Double Track yang memberi pembekalan dan melatih kemampuan siswa-siswi SMA se-Jawa Timur di bidang teknologi dan digital.
Dengan harapan, selepas lulus kuliah mereka memiliki kemampuan kompeten dan matang untuk mengurangi angka pengangguran di Jawa Timur. (*)