KETIK, SURABAYA – PLN Nusantara Power (PLN NP) telah mampu memenuhi target produksi listrik 42,5 juta Megawatt hour (MWh) sepanjang tahun 2022. Angka itu naik 9,5 persen dari target Rencana Kerja Anggara Perusahaan (RKAP) tahun 2022 yang sebesar 38,8 juta MWh.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah menyampaikan kinerja ini tidak lepas dari komitmen perusahaan menghadirkan listrik berkualitas di Indonesia. Kinerja operasional ini juga menjadi penanda perusahaan mampu mempertahankan eksistensi pascapandemi.
“Kami akan terus berkomitmen menjalankan operasional perusahaan dengan sungguh-sungguh. Seluruh karyawan PLN NP telah bertekad dan berkomitmen menghadirkan energi listrik untuk menerangi pertiwi berlandaskan asas ramah lingkungan,” kata Ruly dalam keterangan persnya.
Sepanjang tahun 2022 juga menjadi tahun energi bersih bagi PLN NP. Sebanyak 20 unit pembangkit telah diujicobakan pada implementasi co-firing yang mempercepat pemenuhan bauran energi baru terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025.
Dari 20 unit pembangkit, 16 unit telah go live komersil co-firing. Tercatat, PLN NP telah menghasilkan 250.351,25 MWh kumulatif energi bersih dari co-firing dengan total biomassa yang terserap mencapai 230.450,86 ton biomassa.
“Pasokan energi bersih juga turut dihasilkan dari unit pembangkit berbasis air dan surya seperti PLTA Brantas, PLTA Cirata, serta PLTS Terapung Cirata yang akan segera menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 MWac,” Rully menambahkan.
Digitalisasi juga menjadi salah satu poin penting yang diperhatikan perusahaan. Melihat tren yang bergeser ke arah digital, PLN NP telah menerapkan digitalasi pembangkit sebanyak 16 unit melalui inovasi Intelligence Center of Optimization Reliability and Efficiency (ICORE). Jumlah itu telah melewati target, yang awalnya 13 unit.
“Co-firing dan ICORE menjadi inovasi dalam mendorong efisiensi di unit pembangkit, khususnya cofiring. Inovasi ini menjadi salah satu tumpuan dalam upaya mengurangi emisi karbon nasional. Kami telah menghindari pelepasan 386.244 ton CO2 melalui program co-firing sepanjang tahun 2022,” Ruly memungkasi. (*)