KETIK, BANDUNG – Presiden RI Joko Widodo meresmikan beberapa infrastruktur yang telah dibangun di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Peresmian dilakukan di Kolam Retensi Banjir Andir di Jalan Andir-Katapan, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (5/3/2023).
Presiden menjelaskan kolam retensi banjir ini dibangun untuk menekan banjir akibat luapan Sungai Citarum di Cekungan Bandung dan sekitarnya.
"Jadi ada tiga yang kita resmikan untuk pengendalian banjir di Bandung Selatan, yaitu Kolam Retensi Cieunteung Baleendah, Floodway Cisangkuy, dan Kolam Retensi Andir ini," sebut Presiden Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, untuk Floodway Cisangkuy menelan anggaran sebesar Rp 632 miliar. Sementara untuk Kolam Retensi Cieunteung Rp 204 miliar, dan Kolam Retensi Andir Rp 142 miliar.
Selain pembangunan infrastruktur pengendali banjir, Kementerian PUPR juga membangun Flyover Kopo di Kota Bandung senilai Rp288 miliar, untuk mengurai kemacetan dan memperlancar lalu lintas.
"Dengan demikian total anggaran yang digelontorkan pemerintah pusat untuk pembangunan infrastruktur di Kota dan Kabupaten Bandung mencapai sebesar Rp 1,26 triliun," kata Jokowi.
Presiden RI Joko Widodo meresmikan Kolam Retensi Banjir Andir di Jalan Andir-Katapang, Kel Andir, Kec Baleendah, Kab Bandung, Minggu (5/3/23).(Foto: Iwa/Ketik.co.id)
Kementerian PUPR merilis, pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di Bandung Selatan ini sesuai amanat Presiden Joko Widodo melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Setelah Terowongan Nanjung, Sudetan (Floodway) Cisangkuy dan Kolam Retensi Cieunteung, kali ini diresmikan pembangunan Kolam Retensi Andir dan empat polder di Kabupaten Bandung sebagai tambahan tampungan pengendali banjir untuk mengurangi risiko banjir di Kawasan Bandung Selatan.
Pembangunan Kolam Retensi Andir dan empat polder merupakan kerja sama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menanggulangi banjir musiman, khususnya di wilayah Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah Kabupaten Bandung.
Kolam Retensi Andir dirancang dan dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air untuk mampu menampung genangan banjir sebanyak kurang lebih 160 ribu meter kubik (m3). Banjir yang biasa menggenangi wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah nantinya bisa ditampung oleh kolam retensi, dan dipompa ke sungai setelah normal.
Kolam retensi Andir dibangun dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 149 hektare (ha), dilengkapi pompa 3 unit berkapasitas masing-masing 500 liter/detik.
Selain itu juga telah dibangun empat polder, yakni Polder Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 22 ha dan volume tampungan 1.250 m3; Polder Cipalasari-2 (catchment area 21 ha dan volume 1.250 m3; Polder Cijambe (catchment area 137 ha dan volume 1.250 m3, dan Polder Cisangkuy (catchment area 8 ha dan volume 450 m3.
Pembangunan kolam retensi Andir dan empat polder tersebut dilaksanakan sejak Desember 2020 dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan konsultan supervisi PT Raya Konsult-PT Transka Dharma Konsultan, dengan nilai kontrak konstruksi Rp141 miliar.
Sebelumnya Kementerian PUPR juga telah melakukan pembangunan Kolam Retensi Cieunteung dengan luas genangan 4,75 Ha dan volume tampung 190.000 m3.
Tujuan pembangunan Kolam Retensi yang selesai pada 2018 lalu ini untuk mereduksi banjir seluas 91 Ha (sekitar 1250 bangunan/rumah) dan memiliki potensi sebagai area wisata. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya - PT. Barata (KSO) dengan nilai kontrak Rp. 203 miliar.
Selanjutnya juga telah dirampungkan pembangunan Sudetan (Floodway) Cisangkuy. Sudetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 230 m3/detik yang semula bermuara ke Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk, Sehingga mengurangi lama genangan di wilayah Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang dan sekitarnya.(*)