KETIK, MALANG – Mengenang 20 tahun tsunami Aceh dan memperingati Hari Relawan Palang Merah Indonesia, Relawan PMI Kabupaten Malang menziarahi makam empat relawan bencana tsunami Aceh.
Ziarah dimulai di makam Noeryanto, TPU Samaan. Kemudian makam Solikan di Tajinan, Subagiyo di Mergan, Takwim Mudawanah di Poncokusumo, dan Joko Prayitno di Donomulyo. Mereka menabur bunga dan berdoa atas jasa para relawan yang bertugas saat tsunami Aceh 2004.
“Semoga amal ibadah dan kebaikannya diterima Tuhan,” kata perwakilan relawan PMI Kabupaten Malang, Budi Utoyo, melalui keterangan tertulis diterima Ketik.co.id, Kamis 26 Desember 2024.
Noeryanto, katanya, berperan penting dalam mendukung biaya operasional. Dia menggunakan uang pribadi untuk kebutuhan logistik selama menjalani misi kemanusiaan di Aceh.
Menziarahi para relawan, kata Budi, untuk mengikat rasa persaudaraan sesama relawan dan mengenang jasa mereka selama menjalankan tugas kemanusiaan.
PMI Kabupaten Malang memberangkatkan sebanyak 14 relawan ke Aceh pada 29 Desember 2004 atau tiga hari setelah tsunami. Mereka menumpang Kapal Perang milik TNI Angkatan Laut dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya bersama para relawan dan personil militer. Perjalanan laut selama enam hari, mereka membawa perbekalan bahan pangan untuk dapur umum dan peralatan medis. Termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM).
Relawan PMI Kabupaten Malang tiba di Aceh, delapan hari pasca bencana tsunami 2004. (Foto: PMI Kabupaten Malang)
Perjalanan laut selama delapan hari, mereka memasuki Calang, Ibu Kota Aceh Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kapal tersebut, mereka tim pertama yang memasuki kawasan Calang. Relawan PMI menurunkan jeep, ambulans, dan truk bergantian.
“Kami disambut teriakan warga. Pak mayat, pak mayat,” kata Budi menirukan warga setempat yang meminta pertolongan.
Usai menurunkan kendaraan dan perbekalan, mereka langsung menangani mayat yang tergeletak. Mereka dievakuasi dan dimakamkan secara massal. Kondisi Calang saat itu, kata Budi, semua bangunan rata dengan tanah. Tersisa sebuah rumah dan menara TVRI di perbukitan.
“Kami mendirikan dapur umum untuk melayani korban bencana dan pertolongan pertama,” ujarnya.
Budi mengisahkan seorang korban yang terempas di atas pohon dengan kondisi tangan patah. Lantas, personel Marinir TNI Angkatan Laut menurunkan korban dan mengirim korban dengan helikopter ke rumah sakit.
“Kami menjalankan misi kemanusiaan selama sebulan penuh,” katanya.
Atas kiprah PMI Kabupaten Malang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan penghargaan di Nangroe Aceh Darussalam pada 26 Desember 2005. Serta menetapkan 26 Desember sebagai Hari Relawan PMI sebagai bentuk penghargaan kepada relawan PMI.
Bencana gempa dan tsunami Aceh mengakibatkan lebih dari 200 ribu jiwa meninggal dan kerugian mencapai Rp 51,4 triliun. PMI juga mendapat penghargaan 'Henry Dunant Medale' pada 11 November 2005 di Seoul, Korea Selatan.