KETIK, PACITAN – Pengerjaan pipanisasi yang menghubungkan Bendungan Tukul Pacitan, menuju Tampungan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pacitan, Jawa Timur, hampir selesai. Proyek tersebut tersisa sekitar 12 km lagi, dan rencananya bakal rampung digarap pada bulan Oktober 2023 mendatang.
"Insyaallah, nanti mungkin di akhir tahun, pengerjaan ini sudah selesai. Dan di tahun 2024, rencananya sudah bisa alirkan air ke wilayah-wilayah," kata Direktur PDAM Agus Suseno saat ditemui di kantornya, Selasa (2/8/2023).
Terdapat keuntungan yang diperoleh dari hal tersebut. Diantaranya, cadangan air yang melimpah, tak terpengaruh kondisi cuaca/banjir, biaya operasional rendah, terlebih kualitas air lebih terjaga.
Namun, lanjut Agus, sampai saat ini, belum ada progres administrasi berkaitan dengan rencana kerjasama penggunaan air baku dari Waduk Tukul.
Mengacu pada kontrak yang ada, semisal telah disepakati, dimungkinkan ada kenaikan tarif meteran air pada masyarakat.
Terkait hal ini, PDAM Pacitan masih menunggu petunjuk dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
"Sampai sekarang juga belum ada obrolan (dengan pihak BBWS Bengawan Solo). Yang jelas tetep beli airnya, ya sebetulnya tarif itu kan kami ini sudah hampir 10 tahun, tidak ada penyesuaian tarif," imbuhnya.
Menurut informasi Agus, tarif penggunaan air saat ini masih sama seperti biasanya. Tetapi ia mengeluhkan, kenaikan sejumlah komponen biaya operasional. Mulai dari listrik, perawatan pipa dan lainnya.
Direktur PDAM Agus Suseno saat diwawancarai. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Agus berharap masyarakat tahu hal itu. Sebab, dengan kenaikan sejumlah komponen bkaya operasional, dirasa cukup rasional apabila terdapat kenaikan biaya di tahun-tahun mendatang.
"Sejak 2013 akhir silam. Sampai sekarang per meter kubik Rp4.500. Idealnya di atas biaya dasar, yakni Rp4.600-7.000," ungkapnya.
Pengerjaan pipanisasi bendungan ini bertujuan untuk pendistribusian air baku ke masyarakat. PDAM Pacitan berharap, kedepan kebutuhan air di Pacitan dapat lebih tercukupi.
Kemudian biaya operasional dapat lebih efektif dan efisien, termasuk untuk hal-hal yang lain, seperti biaya pemeliharaan maupun perawatan.
"Jelas, masyarakat juga bakal menerima air yang lebih baik," harapnya.
Di samping itu, demi mengantisipasi ancaman kekeringan pada musim kemarau panjang di pertengahan 2024 ini, pihaknya pun sudah ancang-ancang terkait segala sesuatu yang dibutuhkan.
"Ya, segala sesuatu sudah kami persiapkan, kaitannya dengan stok air bersih. Namun sampai saat ini belum ada permintaan dari masing-masing wilayah maupun desa," ucapnya.
Sejauh ini, PDAM Pacitan sudah menyiagakan empat buah tangki air bersih jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Agar bisa merambah seluruh wilayah, sistem zonasi buka tutup masih tetap diberlakukan.
"Kami berlakukan sistem zonasi dan bergiliran. Pada prinsipnya jika dibutuhkan kami siap melayani. Pihak desa bisa minta bantuan droping air melalui BPBD," pungkasnya. (*)