KETIK, SURABAYA – Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Jatim resmi melantik Kepala BPBD Jatim Gatot Soebroto menjadi Ketua Majelis Pembimbing Saka Pramuka Rintisan Penanggulangan Bencana pada Kamis, 5 September 2024.
Hanya di Jawa Timur yang memiliki Saka Pramuka Rintisan Penanggulangan Bencana masa bakti 2024-2025. Hal ini adalah tonggak pengabdian dari Pramuka untuk masyarakat Jawa Timur.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono yang juga Kamabida Pramuka Jatim menyatakan ide dan gagasan ini bergulir sangat cepat sehingga Saka perintis penanggulangan bencana akhirnya terbentuk.
"Ini satu-satunya di Indonesia dan Jatim yang mempelopori. Jatim selalu jadi perintis dan tercepat dalam inovasi dan perubahan," terangnya.
Ia menyebut tidak ada tempat di Indonesia yang luput dari rawan bencana. Risiko bencana di Jatim juga sangat tinggi. Hampir semua jenis bencana berpotensi.
"Ada penambahan kekuatan penanggulangan bencana. Ini modal penanganan dan mengurangi risiko bencana di Jawa Timur," tuturnya.
Penandatanganan prosesi pelantikan Majelis Saka Rintisan Penanggulangan Bencana Jawa Timur. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Ketua Majelis Pembimbing Saka Pramuka Rintisan Penanggulangan Bencana Gatot Soebroto menjelaskan hubungan pramuka dan BPBD Jatim sudah terjalin dari dulu, karena pentingnya peran pramuka dalam penanggulangan bencana.
"Kita bisa lihat BP13 bersama kami, kan di lapangan pun pramuka sudah kami libatkan mulai dari pemulihan bencana sampai dengan penanganan bencana," paparnya setelah pelantikan di Gedung Binaloka Pemprov Jatim.
Menurut Gatot, dengan adanya Saka PB ini akan dibentuk kurikulum sehingga agenda setiap tahun ada pelatihan, sosialisasi untuk terjun langsung ke lapangan.
"Mangkanya hari ini mengundang teman-teman Kalaksa yang akan melakukan tindak lanjut ke kabupaten kota merekrut ataupun berkoordinasi pramuka yang ada di wilayah," tutur Kalaksa BPBD Jatim ini.
Ditambahkan oleh Ketua Kwarda Jatim HM Arum Sabil, pramuka memiliki brigadir penolong terutama Kwartir Daerah Jawa Timur memiliki tenaga dan pikiran yang terlatih siap kebencanaan.
"Termasuk edukasi kebencanaan, kita punya pasukan brigade penolong nantinya yang turun untuk membantu dari tenaga, pendampingan dari institusi punya kewenangan dalam penanganan kebencanaan," ucapnya.
Arum menjamin skil dari anggota pramuka untuk penanganan kebencanaan karena para anggota sudah memiliki ilmu dari institusi berkapasitas untuk penanganan bencana.
"Dari TNI, Polri dari BNPB, selain itu ada pelatihan-pelatihan dasar yang dimiliki secara sistem di kepramukaan," papar Arum.
Arum Sabil berharap melalui saat ini Saka Rintisan, BPBD dan BNPB menjadi bagian dari institusi yang bisa memberikan edukasi untuk para siswa dan siswi pramuka Jawa Timur. (*)