KETIK, JAKARTA – Pasar smartphone di Asia Tenggara belum menunjukkan geliat. Berdasarkan riset Canalys yang menyimpulkan penjualan smarphone pada kuartal pertama tahun ini turun 21 persen (YoY) atau setara dengan 20,9 juta unit.
Penurunan ini menunjukkan periode buruk dalam lima kuartal secara berturut-turut. Merosotnya pasar smartphone telah terjadi sejak kuartal pertama tahun 2022, yang diduga pola konseumen lebih berhati-hati dalam membelanjakan gadget di segala lini.
“Penetrasi smartphone tersandung di tengah hambatan ekonomi makro karena konsumen yang lebih berhati-hati untuk menahan pembelian bernilai tinggi,” kata analisis Canalys, Chiew Le Xuan, yang dikutip pada akhir Mei lalu.
Berdasarkan riset Canalys, Samsung masih memperlebar keunggulannya dengan menjual 5,6 juta unit dengan pangsa pasar 27 persen. Salah satu faktor yang membuat Samsung masih berada di posisi teratas adalah gencarnya model baru dengan harga realistis.
Sementara OPPO masih kuat di urutan kedua dengan menjual 4 juta unit, dengan market share 19 persen. Kekuatan OPPO adalah menjual produk dengan seri A di rentang harga Rp2,2 juta hingga Rp2,9 juta.
Xiaomi dan vivo bersaing ketat, masing-masing mencatat 2,5 juta penjualan. Xiaomi naik ke posisi ketiga, sedangkan Realme finis di lima besar yang menjual 2,2 juta, dengan market share 11 persen.
“Perusahaan sangat menantikan bulan Maret-April yang dibarengi dengan peluncuran produk baru. Tetapi banyak perusahaan gagal meraih ekspektasi,” Chiew Le Xuan menambahkan.
Disebutkan pada Maret-April adalah momen tepat untuk meningkatkan penjualan maupun memperkenalkan produk. Terutama di Malaysia dan Indonesia untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Sementara di Thailand berbarengan dengan pemilu.
Namun momen Ramadan Idul Fitri di dua negara tidak mampu menaikkan penjualan. Berdasakan riset Canalys, penjualan pada Maret-April 2022 tidak sebagus tahun sebelumnya.
“Meskipun daya tariknya lebih rendah dibandingkan tahun lalu, Apple dan Samsung mampu meningkatkan lalu lintas ritel. Sementara vendor Tiongkok lainnya ingin meniru strategi sukses OPPO untuk meningkatkan brand image perusahaan,” jelas Chiew Le Xuan.
Chiew Le Xuan menambahkan penetrasi smartphone di Indonesia dan Filipina mengalami kemerosotan. Di dua negara ini terjadi penyusutan penjualan masing-masing 21 persen dan 17 persen (YoY). Adapun penjualan di Vietnam anjlok 40 persen (YoY). (*)