KETIK, PALEMBANG – Peneliti dari Konsepindo Research & Consulting, Aldo Serena menyebut pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) merupakan pasangan yang paling besar peluangnya untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Selatan (Pilkada Sumsel) 2024.
Pasalnya dari keseluruhan pasangan yang maju di Pilkada Sumsel, elektabilitas Herman Deru unggul sangat jauh hingga menyentuh angka 70 persen.
Sedangkan kedua rivalnya, Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (Matahati) dan Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia (Eddy-Riezky) masing-masing berada di bawah angka 15 persen.
"Peluang HDCU menang sangat besar. Saat ini elektabilitas Herman Deru sendiri sudah hampir tembus 70 persen. Sementara Mawardi dan Eddy Santana masing-masing di bawah 15 persen," kata Aldo, Minggu 1 September 2024.
Aldo menyebut, dengan waktu yang tersisa kurang dari 3 bulan lagi, maka sulit bagi lawannya untuk mengejar elektabilitas HDCU. Sebab, selisih antara ketiga pasangan tersebut terbilang cukup jauh.
Persaingan cukup berat meskipun kedua lawan HDCU di Pilkada Sumsel memiliki basis partai yang kuat, seperti Matahati yang diusung Golkar dan Gerindra, serta Eddy-Riezky yang diusung PDIP dengan jumlah pemilih terbanyak saat Pileg Februari 2024 lalu.
"Berat untuk mengejar elektabilitas HDCU. Selisihnya sudah lebih dari 50 persen. Secara teori dan ilmiah, sedikit sekali cerita ada yang bisa mengejar selisih elektabilitas sebesar itu," ujarnya.
Ia menyamakan paslon HDCU layaknya Airin Rachmi Diany yang maju di Pilkada Banten. Keduanya sama-sama memiliki elektabilitas yang sangat kuat di atas 70 persen dan kemungkinan sulit untuk dikejar lawan.
Namun, ia menyebut, posisi HDCU rawan apabila keduanya melakukan kesalahan saat masa kampanye berlangsung. Sehingga HDCU dan tim harus berhati-hati dalam menjaga elektabilitasnya yang tinggi.
"Pak Herman Deru itu mungkin seperti Airin di Banten. Capaian elektabilitas Herman Deru dan Airin Rachmi Diany sama-sama di atas tujuh puluh persen, sulit dikejar lawan," jelas Aldo.
"Sepanjang keduanya tidak melakukan kesalahan dalam masa kampanye berlangsung, saya kira publik sudah bisa menebak Herman Deru akan jadi lagi sebagai Gubernur Sumsel dan Airin Rachmi Diany akan jadi Gubernur Banten,” tandasnya.
Menanggapi hasil survei tersebut, Tim Pemenangan Matahati, Amrah Muslimin justru menilai sebaliknya. Ia mengatakan bahwa paslon HDCU malah mengalami penurunan elektabilitas secara drastis.
"Survei internal kita mengatkaan elektabilitas paslon lain justru turun, termasuk HDCU itu sudah mengarah ke 40 persen. Sementara survei pasangan Matahati naik terus dan sudah diangkat 30 persen keatas,' kata Amrah.
Menurut mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel ini, dengan sisa waktu kurang dari 3 bulan lagi jelang waktu pencoblosan, terdapat kemungkinan bahwa elektabilitas Matahati akan melampaui pasangan lainnya.
"Nah, di waktu tiga bulan tersisa ini, dipastikan kami bisa mengungguli pasangan lainnya, karena memang survei terakhir itu saat dilakukan partai politik belum solid,” kata dia.
Amrah menerangkan, dengan dukungan 10 partai politik, ia yakin dan percaya bahwa paslon Matahati di hari pencoblosan bisa mengungguli kedua lawannya, dengan angka dukungan mencapai 50 persen suara.
"Jadi, kalau hasil survei demikian sah-sah saja dan kami tidak memusingkannya, karena fakta sekarang ini dari suara sah dari parpol yang mendukung Matahati ada di angka 50,58 persen atau sekitar 2,7 juta. Sedangkan HDCU sekitar 30 persen dengan angka sekitar 1,6 juta, sedangkan paslon lain hanya di angka 10 persen. Itu baru parpol, belum relawan, dan ketokohan Matahati,” jelasnya.
Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Eddy-Riezky enggan mengomentari hasil survei tersebut. PDIP mengatakan bahwa pihaknya memiliki survei internal sendiri yang akan jadi pertimbangan untuk langkah ke depan dalam memenangkan Pilkada.(*)