KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi kepada para atlet Jawa Timur berprestasi yang berhasil membawa medali di ajang SEA Games Kamboja 2023. Penghargaan ini diberikan secara simbolis di Gedung Negara Grahadi, Senin (22/5/2023).
Pemerintah Jawa Timur memberikan apresiasi berupa lencana Jer Basuki Mawa Beya dan bonus berupa uang dengan total keseluruhan Rp 6,5 miliar bagi atlet dan pelatih. Penyematan medali diwakili oleh Janis Rosalita peraih tiga emas dan dua perak di cabang fin swimming.
Selain itu, Lulut Gilang peraih emas pada cabang gulat, M Ashfiya peraih emas pada cabang voli pantai, Andrea Guntara peraih emas pada cabang hockey indoor, dan M Riyadh pelatih fin swimming.
Khofifah menuturkan penghargaan yang diberikan merupakan wujud terima kasih atas perjuangan para atlet Jawa Timur dalam mengharumkan nama bangsa di ajang olahraga Asia Tenggara tersebut. Ia mengaku bangga karena dari total 87 medali yang diperoleh kontingen Indonesia, Atlet Jawa Timur menyumbang 25 emas.
Janis menunjukkan 3 medali emas yang berhasil diraih di SEA Games XXXII Kamboja, Senin (22/5/2023). (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
"Dari catatan yang sampai kepada saya dari 87 medali emas yang diperoleh Indonesia, 25 di antaranya adalah persembahan atlet-atlet Jatim. Ini artinya 30 persen kontribusi medali emas Indonesia dari Provinsi Jatim," ungkap Khofifah.
Atlet Finswimming asal Jawa Timur Janis Rosalita Supriyanto yang berhasil menggondol 3 medali emas mengatakan bahwa keberhasilannya ini merupakan buah dari kerja keras dan konsistensi dari latihan yang dilakukannya selama persiapan menuju SEA Games Kamboja 2023.
"Ini semua adalah hasil dari jerih payah yang kita usahakan. Tidak mungkin tiba-tiba kita langsung jadi juara. Ada usaha, ada pengorbanan waktu, pengorbanan tenaga dan jauh dari keluarga," ujarnya.
Janis menambahkan keberangkatannya ke SEA Games, dirinya sempat mengalami cedera kaki. Akibatnya dirinya harus menjalani terapi oleh fisioterapis khusus di Jakarta.
"Jadi waktu itu dua minggu sebelum berangkat aku sempat mengalami cedera kaki yang menyebabkan tidak bisa pakai alat selama dua sampai tiga hari. Sampai akhirnya dibawa ke Jakarta untuk terapi dan puji Tuhan bisa sembuh," tambahnya.
Selama menjalani perlombaan di Kamboja Janis mengaku banyak mendapatkan support dari keluarga terutama sang suami. Walaupun tidak bisa hadir langsung di Kamboja namun dirinya sering berkomunikasi melalui panggilan video untuk melepas rasa rindu.
"Support dari suami cukup besar ya, tahun lalu barusan nikah dan sebulan kemudian harus ditinggal untuk fokus latihan di Jakarta. Jadi di balik kemenangan ini ada banyak pengorbanan dan waktu yang dikorbankan," pungkasnya.(*)