KETIK, MALANG – Pemerintah Kota Malang terus memantau laju inflasi, khususnya menjelang perayaan Pemilu 2024 dan puasa. Strategi-strategi yang telah dicanangkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) didorong untuk selalu dikembangkan dan juga evaluasi secara rutin.
Hal tersebut disampaikan Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Ia menjelaskan bahwa pemerintah pusat telah mengingatkan pemerintah daerah untuk waspada akan inflasi pada dua momen tersebut.
"Kita sudah diingatkan oleh pemerintah pusat bahwa nanti ada puasa, hari raya, dan juga di bulan Februari ada Pemilu. Saya minta tetap berjalan agar stabilitas komiditi yang akan naik bisa kita intervensi. Kalau komoditi kan naik-turunnya berubah-ubah," jelas Wahyu, Jumat (12/1/2024).
Wahyu menjelaskan, berdasarkan arahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas), salah satu komoditas yang perlu intervensi ialah jagung.
"Jagung ini kan sudah berimplikasi sebagai bahan pakannya ayam, nah ini kita akan intervensi lagi," ucapnya.
Selain itu bahan pokok lain yang perlu diperhatikan ialah cabai dan bawang merah yang sempat mengalami kenaikan harga cukup tinggi. Namun Pemkot Malang bersama TPID berhasil mengintervensi yang menyebabkan menurunnya angka inflasi.
"Kemarin kita intervensi, kemudian bekerjasama dengan Bulog. Ada beberapa komoditi dari hasil intervensi dengan TPID alhamdulillah menyebabkan inflasi kita turun," tutur Wahyu.
Pada tahun 2024 ini Wahyu berkomitmen untuk melanjutkan strategi yang telah diterapkan pada Desember 2023 lalu. Salah satunya dengan melanjutkan Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes yang diterapkan di tiga pasar.
"Sementara kita ada tiga, di Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing dan Pasar Besar. Pada Desember kemarin itu sudah cukup baik, kita tingkatkan kualitasnya. Dari tiga pasar itu sudah cukup memberikan hasil terkendalinya harga komoditi," paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi sempat menjelaskan tidak menutup kemungkinan Warung Tekan Inflasi diterapkam di tiap kecamatan.
"Artinya bisa terjangkau oleh masyarakat. Warung ini sementara di tiga pasar dulu, nanti kita berlanjut sampai lebaran, bulan Maret akan kita siapkan terus. Bisa juga kita tambah lagi di tiap kecamatan ada," jelas Eko.
Sejauh ini setiap warung mendapatkan gelontoran hingga 5 ton beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dan 5 ton beras merk lainnya. Selain itu, 1-2 ton bawang merah dan bawang putih pun selalu habis terjual.
"Kami juga memasok komoditas cabai sekitar 1-2 ton lebih, itu satu hari habis semua di tiap warung. Diskopindag mempersiapkan warung tekan inflasi ini untuk barang-barang yang mengalami fluktuasi dan kontribusi terhadap inflasi yang cukup tinggi," lanjutnya.(*)