KETIK, DENPASAR – People, profit, planet, adalah konsep yang terus digelorakan oleh sejumlah pelaku usaha pariwisata di Bali. Mereka percaya bahwa merawat alam dan berbagi pada sesama merupakan hal yang sama pentingnya dalam mendapatkan laba.
Oleh sebab itu, mereka berlomba-lomba untuk membersihkan lingkungan dan berbagi pada sesama pada bulan penuh kasih ini.
Di sekitaran Ubud, SenS Hotel & Spa menggelar cleaning blitz, membersihkan alam sekitar, dan membagikan sembako atau kebutuhan sehari-hari kepada sejumlah warga di lingkungan Banjar Tebesaya Ubud sebagai bentuk kepedulian hotel terhadap lingkungan sekitar.
General Manager SenS Hotels Sven Remo, menyatakan bahwa pihaknya peduli terhadap sekitar. Membersihkan alam sekitar hingga membagi sembako yang diselenggarakan selama seminggu belakangan merupakan perayaan ulang tahun ke-8 hotel yang dipimpinnya, dengan rangkaian acara yang digelar sejak 10 Februari hingga kemarin (19/2/2023).
“Ini adalah hari besar kita bersama dan ucapan terima kasih kepada seluruh karyawan atas solidaritas, semangat dan kerja keras yang telah dilakukan selama 8 tahun ini, terutama dalam melewati masa sulit pandemi kemarin," terangnya.
Sejumlah relawan membersihkan Pantai Kuta yang dipenuhi sampah plastik. (Foto: Jose Rizal/Ketik.co.id)
Di lokasi yang berbeda, Ascott regional Bali yang memiliki lebih dari 11 properti di Bali menyemarakkan semangat Say No To Plastic. Mereka berkolaborasi dengan berbagai komunitas untuk melakukan aksi bersih-bersih terbesar di Bali, yang menginspirasi dan mengajak berbagai generasi untuk peduli terhadap ekosistem pantai dan laut yang kondisinya kini semakin memprihatinkan.
Ribuan orang itu membersihkan pantai kuta sejak Minggu (18/2) dan berupaya mencegah agar raturan ton sampah non-organik masuk ke laut.
Cluster General Manager ASCOTT Regional Bali Nyoman Wirayasa mengatakan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan untuk menyadarkan masyarakat agar lebih peduli dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
"Banyak sekali sampah yang dibuang di kawasan wisata setiap tahunnya. Sampah-sampah tersebut termasuk botol plastik, kantong dan kemasan plastik, bungkus makanan dan rokok yang mengurangi keindahan alam pantai," terangnya.
Nyoman Wirayasa yang juga merangkap sebagai penasihat panitia juga menyatakan bahwa upaya tersebut adalah dilakukan untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik di masa depan. Serta sebagai kampanye kesadaran untuk mengingatkan masyarakat agar menjaga kawasan wisata di Bali. (*)