KETIK, BADUNG – Hadirnya bisnis berkelanjutan dan literasi digital dalam mengembangkan sektor UMKM di Bali diprediksi bakal terus meningkat.
Hal tersebut selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Provinsi Bali yang berupaya terus mendorong kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pemprov Bali menargetkan peningkatan sebanyak delapan persen UMKM yang berkontribusi terhadap PDB dalam rentang waktu tersebut. Dari semula 57 persen, menjadi 65 persen pada akhir 2024.
Untuk mendorong kegiatan tersebut, Bali In Your Hands menyelenggarakan Sustainable Talks pada Jumat (29 September 2023). Kegiatan yang diselenggarakan di Citadines Berawa tersebut dihadiri oleh sejumlah ahli dan pengusaha UMKM atau pemilik bisnis berkelanjutan di Bali.
Beberapa tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan literasi digital dan pemahaman bisnis berkelanjutan terhadap peserta yang hadir.
Chief of Strategist Bali in Your Hands Myrna Soeryo menerangkan bahwa sinergi dan ekosistem bisnis berkelanjutan UMKM dapat mendorong pulihnya perekonomian di Bali dengan lebih cepat.
"Diharapkan dengan adanya acara ini, akan semakin banyak UMKM yang menerapkan prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan, termasuk melakukan daur ulang serta memakai energi bersih, juga melaksanakan pengukuran dampak positif usaha terhadap masyarakat secara berkala,” terangnya.
Produk ramah lingkungan yang diperkenalkan dalam Sustainable Talks di Citadines Berawa. (Foto: I Putu Manuaba/Ketik.co.id)
Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab sebagai salah satu tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-bangsa, sangat erat kaitannya dengan penyediaan barang dan jasa dari industri UMKM. Oleh sebab itu, semua pemegang kebijakan, termasuk sektor swasta, perlu mendukung program tersebut.
Sejumlah pelaku bisnis yang turut serta dalam kegiatan tersebut ikut merasakan dampak dari hadirnya Sustainable Talks. Pemilik Big Boy Looks Good Denny Nugraha misalnya. Ia menyatakan bahwa bisnisnya kini lebih berdampak terhadap lingkungan hidup dan memperhatikan nilai-nilai sosial.
“Sejak bergabung dengan Bali in Your Hands, saya jadi mengetahui bahwa bisnis itu tidak sekadar berfokus menghasilkan profit, tapi juga kepedulian kepada sesama dan lingkungan hidup, serta menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai sosial dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Kadoo, sebuah jenama bikini yang menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dengan melakukan proses daur ulang juga ikut memeriahkan kegiatan tersebut. Produk-produk bikininya tersusun dari econyl, materi yang berasal dari limbah laut yang didaur ulang.
Selain para pelaku bisnis berkelanjutan, kegiatan tersebut juga menghadirkan co-founder dan CEO Impactura Dinda Hervi. Ia banyak menjelaskan tentang pengukuran dampak positif bagi usaha UMKM.
Pengukuran dampak membantu UMKM memahami dampak positif dan negatif atas kegiatan bisnis yang mereka lakukan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, UMKM dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja bisnis, mempertanggungjawabkan kontribusinya terhadap masyarakat dan lingkungan, serta menyajikan data yang jelas mengenai dampak positif yang dihasilkan.
Dalam jangka panjang, hal tersebut dapat berfungsi sebagai daya tarik bagi pelaku usaha untuk mendapatkan dukungan finansial dan meningkatkan daya tarik mereka di pasar.(*)