KETIK, SIDOARJO – Nasib kurang baik menimpa petani melon dan semangka di Desa Damarsi, Sidoarjo. Cuaca panas esktrem yang melanda dan tak kunjung berhenti, membuat mereka mengalami gagal panen.
Dengan kejadian ini, pada petani terancam mengalami kerugian yang nilainya bisa mencapai belasan juta rupiah. Berbagai cara pun dilakukan untuk mengurangi kerugian. Salah satunya dengan menjual buah langsung di tepi jalan raya, dekat tempatnya menanam buah.
Hadi, salah satu petani melon yang mengungkapkan jika hasil panennya kali ini tak maksimal. Kualitas buah yang dihasilkan masih di bawah standar biasanya. Cuaca panas yang begitu menyengat menjadi salah satu penyebabnya.
"Cuaca terlalu panas menyebabkan buah melon mempunyai kualitas yang tak tidak maksimal," terangnya saat ditemui, Rabu (1/11).
Selain kualitas yang menurun, ukuran buah pun juga ikut menurun. Jika biasanya ukuran bisa sebesar bola voli, namun kini ukurannya hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Sementara itu Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, Eni Rustianingsih pun turut prihatin atas kondisi ini. Pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk menolong para petani buah.
"Ya... memang Pemerintah ini AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi)-nya masih fokus ke petani padi," ucapnya saat ditemui di Tanggulangin.
Ia juga mengutarakan jika cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini tak hanya melanda Sidoarjo saja, namun hampir merata ke seluruh wilayah Jawa Timur.
Eni juga mengajak kepada masyarakat, khususnya petani yang beragama Islam agar bersama-sama melakukan Sholat Istisqo atau salat untuk memohon turunnya hujan. Hal ini seperti yang diimbau oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"Kita hanya bisa berupaya, sunnatullah kita berjuang nanti Allah yang tentukan, tapi kita tetap berjuang (mengatasi masalah gagal panen, red)," pungkasnya. (*)