KETIK, SURABAYA – Indonesia memiliki kekayaan budaya kuliner yang lengkap dan beragam. Sejumlah makanan dan minuman yang saat ini ada diduga sudah ada sejak zaman Majapahit, dan tetap lestari. Misalnya minuman beralkohol.
Minuman ini diduga sudah ada sejak zaman Kerajaan Medang dan berlanjut hingga Kerajaan Majapahit. Berdasarkan Prasasti Pangumulan (902 M), mencatat tuak disediakan untuk penetapan tanah perdikan. Begitu juga dengan Negara Kertagama menulis Majapahit menyediakan tuak untuk upacara.
Tidak hanya tuak, beberapa daerah juga memiliki minuman sejenis yang memiliki nama masing-masing. Tidak kalah dengan soju atau sake. Ini minuman keras khas Indonesia:
Swansrai
Mendapat suguhan swansari dari masyarakat Papua adalah sebuah penghormatan besar. Sebab masyarakat setempat hanya menyuguhkan kepada sosok yang dianggap penting. Cara penyajiannya juga cukup unik. yakni di batok kelapa.
Bahan pembuatannya dari pohon nira yang difermentasi. Sementara hasil fermentasi ini bisa menghasilkan kadar alkohol mencapai 40 persen.
Sopi
Nama awal minuman ini adalah Zoopje, yang dalam Bahasa Belanda berarti alkohol cair. Pengucapan yang sulit menjadikannya menjadi sopi. Sopi mudah dijumpai di Flores (Nusa Tenggara Timur) maupun Maluku. Di awal keberadaannya kerap disuguhkan di batok kelapa sebelum diminum.
Bahan pembuatannya berasal dari batang lontar yang difermentasi. Kini sopi telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya sejak 2016. Namun sopi tidak diperkenankan diminum anak di bawah usia.
Moke
Flores juga memiliki minuman beralkohol lainnya yang bernama moke. Minuman ini berasal dari irisan buah pohon lontar yang difermentasi. Moke kerap disuguhkan kepada tamu sebagai lambang sosial dan persaudaraan.
Salah satu keunikan moke adalah rasanya yang mirip dengan wine, sementara kadar alkoholnya 15-20 persen. Minuman ini kerap dicampur sebagai bahan masakan.
Arak Bali
Nama produk ini cukup populer. Miras khas Bali ini mudah dijumpai di berbagai toko hingga supermarket. Wistawan manca negara yang kerap memborong arak bali sebagai buah tangan atau diminum di sela-sela acara.
Arak bali merupakan fermentasi nira, air kelapa dan lontar yang mengeluarkan kadar alkohol 30-40 persen.
Tuak Tapanuli
Tradisi yang diperkenalkan masyarakat Tapanuli adalah menyuguhkan tuak kepada tamu. Tuak tapanuli juga dipercaya sebagai pengobatan untuk wanita yang baru melahirkan hingga upacara adat.
Tradisi itu menjadikan pemerintah menetapkan tuak tapanuli sebagai warisan budaya. Sebetulnya minuman ini dibuat dari mayang aren yang difermentasi.
Cap Tikus
Miras cap tikus diperkirakan sudah ada sejak abad ke-19. Kala itu masyarakat Minahasa (Sulawesi Utara) menemukan botol miras bergambar ekor tikus. Dalam perkembangannya miras Cap Tikus dilestarikan hingga saat ini.Miras Cap Tikus telah mendapat persetujuan dari BPOM sebagai minuman beralkohol khas Minahasa, Sulawesi Utara. (Foto: Instagram @captikus.1978)
Bahan pembuatan Cap Tikus hasil fermentasi air nira dari pohon aren. Cap Tikus sudah lekat dengan masyarakat Minahasa, baik di pasar, sawah, ladang, hingga di lautan.
Lapen
Kali ini menyeberang ke Kota Wisata, Yogyakarta. Di tempat ini terdapat minuman keras khas, yang diberi nama lapen. Pada dasarnya pembuatan minuman berasal alkohol murni yang dicampur dengan air.
Namun kemudian berkembang, lapen difermentasi dengan buah-buahan, seperti sawo, pisang, nanas dan jenis lainnya. Namun proses pembuatan lapen dengan buah-buahan jauh lebih sulit. (*)