KETIK, PACITAN – Di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terdapat sebuah gunung yang banyak menyimpan misteri, yaitu Gunung Limo.
Gunung ini terletak di Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung. Terkenal dengan keberadaannya karena menimbulkan aura spiritual yang kuat, dan bahkan dianggap keramat atau angker oleh sebagian masyarakat.
Adapun sederet fakta dari Gunung Limo yang terangkum ketik.co.id, diantaranya sebagai berikut:
1. Watu Lawang
Di sana terdapat lokasi yang dinamai Watu Lawang atau disebut juga dengan Gerbang Wahyu Setangkep/Selo Manangkep. Sebuah pintu masuk menuju jalur pertapaan atau puncak gunung dengan diameter sedalam 7 meter dengan lebar hanya 23 cm.
Masyarakat percaya, bahwa Batu ini hanya bisa dilalui oleh orang-orang yang memiliki kesucian hati.
Menurut Sunaryo, juru kunci Gunung Limo, gerbang ini merupakan pintu menuju tempat moksanya (membebaskan diri dari keterikatan dunia) Resi Eyang Tunggul Wulung, seorang tokoh penyebar agama Islam di wilayah tersebut.
"Watu Lawang adalah Jalan masuk atau pintu masuk menuju ke Gua dan puncak gunung limo. Watu Lawang berupa sebuah batu belah yang digunakan sebagai jalan masuk menuju puncak gunung limo," kata Juru Kunci Gunung Limo, Sunaryo.
Keunikan gerbang ini terletak pada ukurannya yang tidak lazim alias sempit. Di mana orang-orang yang tak memiliki hati bersih bakal sukar melewatinya.
Bagi orang yang tidak memiliki kesucian hati, gerbang ini akan terasa sempit membuatnya tidak bisa melintas.
Terlebih bagi pendaki yang tidak menjaga ucapan, atau mengumpat. Mereka kemungkinan besar dapat mengalami hal-hal buruk seperti mengalami masalah dalam perjalanan atau bahkan terhimpit diantara selah watu lawang saat melintas.
"Sekilas kami beritahukan kepada pendaki yang ingin menuju puncak gunung limo bahwa adat Jawa itu harus punya sopan santun, apalagi terutama di Gunung Limo," pintanya kepada ketik.co.id.
2. Pertapaan Keramat
Selain itu, di area pertapaan, terdapat tempat yang terbagi menjadi dua bagian. Yakni tempat singgah bertapa Tunggul Wulung dan Nyai Abang.
Pertapaan Tunggul Wulung, dipercayai merupakan lambang menuju ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT. Sedangkan pertapaan Nyai Abang melambangkan jalan menuju perbuatan ingkar dari Tuhan YME.
"Kalau sampai di pertapaan Eyang Tunggal Wulung, memang harus dijaga. Jangan sampai setelah di pertapaan entah mau berak, kencing di tahan dulu. Apalagi antara laki-laki dan perempuan jangan sampai gojekan atau berperilaku kurang sopan," pesannya.
3. Tetaken dan Gunung yang Berjumlah Lima
Terdapat tradisi rutin di Gunung Limo, sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Kini dapat dinikmati masyarakat luas, digambarkan melalui upacara adat yang disebut Tetaken.
Secara singkat, upacara tersebut menceritakan tentang purnanya (wisudanya) para pertapa dalam menuntut ilmu di Padepokan Tunggul Wulung. Atas keberhasilannya, kemudian disambut rasa syukur oleh keluarga dan warga setempat.
Ritual yang kental dengan suasana mistis religius ini rutin digelar setiap tanggal 1 Suro (Muharam), disusul upacaranya dilakukan tanggal 15 Suro. Pada tahun 2020 lalu, telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud RI, dengan nomor registrasi 202001176.
Sedangkan, adanya penanaman gunung limo tersebut karena adanya gugusan gunung yang berjumlah lima, yaitu, Gunung Gembuk, Pakis Cakar, Lanang, Kukusan, serta Limo di Desa Mantren.
Sejauh ini, lokasi yang paling terkenal mistis dan memiliki aura spiritual adalah Gunung Limo.
4. Dihuni Ribuan Makhluk Gaib
Saat melintasi batu-batu besar disana, banyak pendaki mengakui merasakan suasana berbeda. Merinding hingga bulu kuduk berdiri.
Berbagai tokoh spiritual berpendapat, konon terdapat bermacam-macam penunggu dari golongan makhluk tak kasat mata yang menghuni disana. Seperti berwujud ular besar, jin, tuyul, siluman hingga nenek-nenek tua.
Meski membuat jantung berdegup kencang. Gunung Limo tetap sering dikunjungi oleh orang-orang yang ingin melakukan ritual spiritual, seperti meditasi, tirakat, dan mencari hal duniawi. Tak jarang, para pelancong luar kota datang untuk memanjatkan doa dan meminta sesuatu.
5. Simbol Batas Dimensi Ghaib
Seorang pendaki spiritual, Kinan Dewe menyebut terdapat sesuatu yang membuatnya merasakan ada hal diluar dugaan pasca pendakian.
Setelah dirinya melakukan pendeteksian energi semasa berada di puncak. Ia menyebut ternyata Gunung Limo bukan hanya sekedar gunung tempat bertapanya Eyang Tunggul Wulung.
Namun, Gunung Limo merupakan simbol batas dimensi ghaib dan spiritual. "Ini ada hubungannya dengan penguasa pantai selatan dikenal sebagai ratu Pantai selatan," tulis Pendaki, Kinan Dewe dalam channel YouTubenya yang diunggah satu bulan lalu.
Menurut Kinan, batas dimensi ghaib wilayah kekuasaan pantai selatan terbagi menjadi tiga. Dari ujung barat pulau Jawa ke arah timur sampai dengan Pantai Pangandaran dibawah saat ini berada di bawah kekuasaan putri dari Trah Kerajaan Pajajaran.
"Kemudian dari Pantai Pangandaran ke timur sampai ke Pacitan di pantai sekitar Gunung Limo sampai Kecamatan Lorok merupakan kekuasaan seorang putri atau bidadari dari Trah Majapahit Akhir-Mataram. Terakhir, dari pantai di Kecamatan Lorok ke arah timur pulau Jawa, ada dibawah kekuasaan seorang putri dari Trah Kediri," sambungnya.
Dia mengungkapkan bahwa ternyata gunung limo bukan hanya sekedar gunung yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai gunung mistis. Tetapi ternyata juga menjadi simbol yang berperan dalam batas sekat pada dimensi lain.
"Namun, tentu saja ini hanya dipercaya oleh sebagian para pelaku spiritualis yg mempercayai hal tersebut dan hal ini tergantung juga keyakinan masing masing individu," pungkasnya.
6. Pongaan
Selain hal mistisnya yang bikin pengen kencing dicelana, Gunung Limo juga menawarkan keindahan alamnya yang memuaskan mata.
Tempat ini dinamai "Pongaan" atau dalam Istilah jawa adalah pengungakan yaitu sebuah tempat untuk melihat-lihat pemandangan dari atas gunung limo.
Pun menjadi tempat persinggahan pertama setelah masuk watu lawang sebelum ke goa. Lokasi ini cocok untuk menikmati pemandangan indah dari atas gunung.
Pongaan menjadi tempat yang ideal untuk beristirahat setelah mendaki jalan yang curam dan melelahkan. Di sini, para pendaki dapat menikmati pemandangan alam yang indah dan menghilangkan rasa lelah setelah melewati jalan yang curam.
Itulah sederet fakta menarik terkait Gunung Limo yang dipercaya keramat oleh sebagian besar masyarakat.
Gunung Limo sendiri memiliki makna "Ayo bersama-sama sembahyang lima waktu atau melakukan sholat". Hal ini menunjukkan bahwa, sejatinya tempat ini adalah tempat yang suci dan penuh berkah. (*)