KETIK, PACITAN – Belakangan ini badut jalanan yang juga termasuk gelandangan pengemis (Gepeng) marak berseliweran di beberapa lampu merah (traffic light), Pacitan, Jawa Timur.
Para badut itu beraksi sewaktu lampu menyala merah di depan para pengendara yang sedang berhenti.
Diiringi alunan musik, badut mulai mendekati mobil maupun motor, tak lain, hanya untuk mengharap saweran dari pengendara. Terkadang, hal tersebut cukup mengganggu dan meresahkan masyarakat.
Menanggapi hal itu, Kepala bidang Ketertiban umum dan Ketentraman masyarakat Satpol PP Pacitan Samsul Hadi mengatakan sudah sering melakukan penertiban badut maupun Gepeng di beberapa tempat.
Utamanya pada lampu merah Penceng, Bapangan, Cuek, Tanjung dan Jl Gatot Subroto depan Maju Hardware. "Kami sudah sering melakukan penertiban terkait badut dan pengemis di beberapa tempat terutama di lampu merah," kata Samsul, Rabu, (5/7/2023).
Akan tetapi, Samsul mengaku mereka pun cukup lihai membaca keadaan. Mereka muncul pada saat-saat tak terduga. Seperti, di sore hari maupun hari libur, sehingga dengan personil yang jumlahnya tidak jangkap, wajar hal itu membuat kerepotan petugas.
Badut jalanan, marak berseliweran di beberapa lampu merah Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik co.id)
"Mereka sering muncul sore dan hari libur. Sehingga petugas kami yang jumlahnya tidak penuh di saat-saat tersebut dimanfaatkan mereka," ungkap Samsul.
Samsul menambahkan, disinyalir mereka terkoordinir dengan rapi disebar sekadar untuk meminta-minta. Beberapa badut jalanan yang Satpol PP tertibkan selama ini hampir sebagian besar dari luar daerah. Di antaranya Jombang, Wonogiri, Boyolali. "Adapun satu dari daerah sini, kami serahkan ke pemerintah desa setempat," tambah Samsul.
Bagi yang tertangkap razia, kata Samsul, bakal diberi pembinaan dan diminta membuat surat pernyataan berhenti dari kegiatan tersebut. Harapannya, badut dapat mencari pekerjaan yang lebih bermartabat, tak jarang mereka masih berusia muda dan produktif.
"Mereka kebanyakan masih muda, secara fisik pun juga tidak cacat," imbuh Samsul.
Satpol PP Pacitan tengah berupaya melakukan penertiban demi kenyamanan dan kondusifitas masyarakat melalui regu siaga pagi dan malam. Namun itu bakal dilakukan, tatkala terdapat laporan gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) yang membuat masyarakat resah.
"Kami punya regu, siaga pagi dan malam sewaktu ada laporan terkait gangguan ketertiban, termasuk gelandangan pengemis. Dari situ kami bergerak," tegas Samsul.
Terpisah, pengendara sepeda motor Supri merasa belum terdapat kemacetan akibat ulah badut. Pun ia merasa kasihan dengan kondisi badut minta-minta itu lantaran tampak hina di pandangan masyarakat.
Dia berharap mereka dapat dibina terlebih diberikan tempat untuk beraksi, sekadar menyambung hidup para badut maupun untuk keluarganya.
"Sebetulnya kasihan, itupun haknya mereka masing-masing. Alangkah baiknya badut jalanan itu bisa diberikan tempat, semisal di Alun-alun atau tempat yang ramai," ucap pengendara motor Supri (28), asal Mantren, Kecamatan Kebonagung, Rabu, (5/7/2023). (*)