KETIK, MALANG – Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Kota Malang menggelar National Leadership Talent Super Training 2024 pada Sabtu (27/4/2024) di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (UB). Kegiatan tersebut untuk melatih kepemimpinan para generasi muda.
Kerua LP Ma'arif NU Kota Malang, Prof. Dr. Nur Ali menjelaskan, kegiatan tersebut juga menggandeng Gerakan Pramuka sebagai representasi kehadiran dan semangat anak-anak muda.
Menurutnya, generasi muda harus senantiasa peka dengan perkembangan zaman, termasuk dengan peralihan teknologi yang semakin canggih.
"Kita harus peka pada perkembangan zaman, kepada lingkungan, dan fenomena. Dalam waktu dekat kita akan mengembangkan dakwah terkait personal development strategic," ujarnya.
LP Ma'arif NU Kota Malang memiliki kewajiban untuk membangun peradaban dunia, khususnya melalui anak-anak muda. Nur Ali juga menegaskan bahwa ketika anak muda telah mengembangkan kapasitas diri, maka impian akan menghampiri dengan sendirinya.
"Hal yang harus dilakukan, jangan menyepelekan orang lain karena mereka pasti punya kelebihan. Tidak ada yang sia-sia di alam sekitar ini. LP Ma'arif akan membangun anak muda di Kota Malang," tegasnya.
Untuk mengikuti perkembangan zaman LP Ma'arif juga akan menerapkan manajemen yang lebih modern yakni nirlaba. Sistem tersebut membuat keuntungan dapat dikembangkan demi kemajuan bersama.
"Di LP Ma'arif NU tahun ini kita akan gunakan salah satu manajemen modern yang efektif dan efisien dan sudah banyak digunakan oleh dunia perusahaan, yaitu sistem manajemen nirlaba. Dia dikembangkan oelh lembaga di bidang sosial keaydengan cara sharing provit bersama. Kita berkumpul untuk kemajuan dan menjadi besar bersama," katanya.
Selaras dengan cita-cita yang dibawa LP Ma'arif NU Kota Malang, Pembina Pramuka UB, Sugeng Susilo Adi juga berpesan agar anak muda khususnya pramuka dapat membangun frame baru. Pramuka harus menjadi kegiatan yang menyenangkan di mata mahasiswa dan masyarakat secara luas.
"Jadilah the new pramuka, pramuka dengan frame baru, Pramuka yang tidak gagap teknologi dan akrab dengan dunia digital. Di mata mahasiswa, pramuka harus menyenangkan. Bukan Pramuka yang hanya latihan, upacara, tepuk tangan, kemah atau baris berbaris," sebut Sugeng.
Pramuka harus berani berkembang dengan warna baru dan tidak terpaku pada gaya-gaya masa lalu. Meskipun yang dilakukan hanyalah kegiatan biasa namun harus dikemas sebagai kegiatan yang menarik.
"Tampilkan pramuka dengan warna yang baru, kemasan baru dan kegiatan yang ngepop seperti gaya anak muda," tutupnya. (*)
