KETIK, BONDOWOSO – Ratusan santri yang tergabung dalam Laskar Santri Amin Bondowoso mengadakan silaturahmi dan konsolidasi untuk pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomer urut 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN).
Kegiatan yang sekaligus menjadi ajang deklarasi pemenangan AMIN tersebut dilaksanakan di Aula Graha NU Bondowoso, pada Rabu (24/1/2024).
Sejumlah ulama kharismatik atau masyayikh tampak hadir menggelorakan doa dan semangat memenangkan Paslon dengan sebutan AMIN itu.
Tampak, masyayikh yang hadir di antaranya yakni istri almarhum KH. Fawaid As’ad Syamsul Arifin dari Ponpes Salafiyah Sa’fiiyah, Sukorejo, yakni Nyai Hj. Djuwairiyah Fawaid.
Terlihat pula, Kiai Mas Kholil Nawawi dari Ponpes Sidogiri, dan KH Zidni Ilman Nafiah dari Ponpes Al Falah Ploso, Kediri; Ketua DPC PKB Bondowoso Ahmad Dhafir, serta sejumlah masyayikh lainnya.
Dalam sambutannya, Nyai Hj. Dhuwairiyah Fawaid, mengajak seluruh anggota Laskar Santri yang hadir untuk AMIN-kan Indonesia. Terlebih waktunya sudah kurang 22 hari.
“22 hari kita harus bergerak untuk memenangkan AMIN. Karena beliau adalah orang baik, pintar, yang tahu pesantren, yang ada trah pesantrennya hanya AMIN,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Laskar Santri Indonesia, Abdus Salam, mengatakan, melalui kegiatan tersebut pihaknya mengkonsolidasikan alumni pesantren dan muhibbin santri untuk mengkapilitisasi suara santri untuk AMIN.
Sekaligus menyadarkan pentingnya keterlibatan santri dalam politik.
“Karena hari ini semua kebijakan yang strategis itu pasti kebijakan politis,” jelasnya.
Di lain sisi, melalui konsolidasi tersebut, kata Abdus Salam, pihaknya mengajak para alumni pesantren, para kiai, serta para tokoh untuk berjuang bersama meyakinkan masyarakat bagi kemenangan AMIN.
Yakni dengan memberikan pemahaman bahwa, Pilpres kali ini merupakan Pilpres yang sangat ideologi. Karena untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari oligarki dan politik dinasti.
Juga bagi NU ini adalah strategis, untuk menjaga kehormatan dan marwah NU. Karena hari ini ada fakta bahwa PBNU dan NU secara struktur dijadikan instrumen politik oleh kekuasaan. Dijadikan alat politik oleh penguasa.
“Kalau AMIN menang, kita akan mengawal AMIN menjadikan PBNU sebagai mitra yang terhormat, mitra yang mulia di dalam memperjuangakn, mensejahterahterakan, membangun bangsa ini,” ujarnya.
Ia mengaku optimis Bondowoso yang dinilainya sebagai basis NU dan basis Cak Imin, akan memperoleh 80 persen suara untuk AMIN.
“Secara nasional kita tentu idealnya kita bisa memang satu putaran. Tapi kalau secara yang realitis kita masuk putara ke dua di angka 35 sampai 40 persen,” ujarnya.
Kendati hasil dari berbagai survey, kata Abdus Salam, AMIN di posisi ke dua. Namun, dirinya menilai survey tidak menggambarkan hari-H.
“Kita punya sejarah Pak Anis tengah bulan sebelum Pilkada DKI itu surveynya 28 persen, tapi saat hari-H pencoblosan memperoleh 39 persen,” pungkasnya. (*)