KETIK, SURABAYA – Pengurus Cabang Olahraga (Cabor) dipanggil KONI Jatim untuk evaluasi menjelang Babak Kualifikasi (BK) PON XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persiapan atlet yang akan bertanding di BK PON.
"Beberapa cabor sudah menyampaikan gambaran medalinya, hanya saja sistem Pra-PON ada yang hanya kelolosan dan kuota. Dari pertemuan ini kami ingin mendapat perkembangan puslatda yang ada," ucap Direktur Badan Pelaksana (Bapel) Puslatda, Irmantara Subagjo, Senin (12/6/2023).
Pemanggilan ini dilakukan secara bertahap dimulai Senin (12/6/2023) hingga 21 Juni mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nama-nama yang akan diproyeksikan tampil di BK, lalu pemetaan daerah mana yang menjadi pesaing berat atlet Jatim.
Pria yang akrab disapa Ibag yang juga Wakil Ketua II KONI Jatim ini menyebut ada banyak tantangan dalam menyambut Pra-PON ini. Sebab, ada cabor baru, nomor baru, dan atlet baru yang ini membuat persaingan jauh lebih berat.
Tak hanya itu, tantangan berat lainnya adalah kondisi keuangan yang minim membuat KONI Jatim harus menyesuaikan dengan kebutuhan setiap cabor. Misalnya tidak adanya program latih tanding, tidak adanya pembaruan peralatan dan sebagainya.
"Itu yang dicatat untuk kami sampaikan ke pimpinan. Semoga kendala itu bisa diatasi sehingga menyambut Pra-PON lebih maksimal," kata pria yang juga Dosen Olahraga di Universitas Negeri Surabaya itu.
Koni Jatim juga memberikan sejumlah catatan dari hasil tes fisik kepada masing-masing cabor. Sebab, dari catatan terdapat beberapa atlet yang hasil tesnya menurun. Dari catatan itu, ia berahap cabor untuk membenahi kekurangan tersebut dengan berlatih keras.
"Mungkin yang Pra-PON sudah dekat tidak, kalau masih lama akan kami adakan lagi tes fisik," pungkasnya.
Hasil Pra-PON nanti akan menjadi acuan KONI Jatim dalam mengirim atlet ke PON. Dengan keterbatasan anggaran, KONI hanya akan mengirim atlet yang meraih emas atau perak di Pra-PON. Secara umum KONI Jatim berharap bisa mengirimkan atlet sebanyak-banyaknya ke PON XXI Aceh-Sumatera Utara, namun karena dana hibah yang diterima KONI Jatim sangat sedikit, keputusan mengirim atlet yang memiliki prospek meraih medali emas saja yang bakal dikirim ke PON.
"Kami masih berharap ada tambahan dana untuk Puslatda sehingga kami bisa maksimal mengirimkan atlet saat PON 2024 nanti. Terus terang dengan minimnya anggaran ini, kami tidak bisa memenuhi permintaan cabor. Misalnya saat kami panggil cabor panjat tebing, untuk tampil di BK PON butuh peralatan baru terutama yang paling vital yaitu sepatu, karena tidak ada anggaran, ya terpaksa kami tidak bisa memenuhi permintaan ini," pungkas Ibag.(*)