KETIK, SURABAYA – Program Siskamling atau omah rembug sudah lama menjadi salah satu kearifan lokal dari masyarakat Indonesia. Tempat ini tidak hanya sekadar sebagai sarana keamanan, tetapi juga wadah bagi masyarakat untuk saling bertukar pikiran dalam memajukan lingkungan mereka.
Berangkat dari hal tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi inisiasi Polda Jatim yang kembali merevitalisasi program Omah Rembug dan Siskamling di tingkat desa dan kelurahan.
Menurutnya, omah rembug dan siskamling memiliki peran multi kompleks dan multi fungsi yang mampu menyelesaikan masalah dari lini paling bawah yakni di tingkat kelurahan atau desa.
“Omah rembug ini harus ditopang oleh mereka yang punya kearifan dan tidak memiliki keberpihakan pada pihak tertentu. Dari situ akan terbangun kearifan lokal yang akhirnya akan menjadi kearifan nasional atau national wisdom yang luar biasa. Ini akan menjadi embrio bagaimana kearifan desa, kearifan kota/kab, kearifan provinsi akan menjadi kearifan nasional,” tegas Gubernur Khofifah saat hadir di acara Sarapan Bareng Tiga Pilar Desa/Kelurahan serta peresmian Revitalisasi Omah Rembug dan Siskamling di Gedung Mahameru Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa (31/1).
Khofifah mengatakan, peran tiga pilar yakni bhabinkamtibmas, babinsa dan kepala desa/lurah sangat penting untuk mewujudkan kondusifitas dari lini paling bawah. Tiga pilar juga memiliki peran penting dalam membangun sinergi, kolaborasi, strong partnership, dan gotong royong di antara masyarakat.
“Di Jatim ada 666 kecamatan, 777 Kelurahan dan 7.724 desa. Artinya ada kebutuhan 8.501 Babinsa dan 8.501 bhabinkamtibmas supaya bisa bersama-sama menjadi pilar bagi mewujudkan keamanan dan ketertiban dari wilayah administrasi paling bawah, yaitu Kelurahan dan Desa,” kata Khofifah.
Lebih lanjut, Gubernur Perempuan Jatim pertama itu mengajak para kepala desa, bhabinkamtibmas dan babinsa untuk bisa menjadi pemimpin yang bisa menjadi bagian dari solusi.
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen. Pol. Toni Harmanto mengatakan bahwa angka kejahatan 2022 baik di Polda maupun Polres di Jatim terdapat 59.918 kasus. Sedangkan total jumlah penyidik di Polda maupun di Polres-Polres seluruh Jatim berjumlah 3.702 personel. Sehingga rasio antara kasus kejahatan dengan penyidik yakni 1 penyidik menangani 16 perkara.
“Ketidakseimbangan antara jumlah penyidik dengan perkara yang ditangani ini maka kami mencarikan solusi dengan menggagas kembali revitalisasi ombah rembug dan siskamling. Tentunya diharapkan ini bisa dimanfaatkan di setiap lini desa,” katanya.
Menurut Kapolda, dengan adanya omah rembug di tiap desa ini, maka akan ada perkara atau kasus yang bisa cukup dimediasi dan diselesaikan di tingkat desa. Hal ini karena banyak laporan yang bisa diselesaikan melalui mediasi dan komunikasi yang baik antara pihak-pihak tersebut.(*)