KETIK, SURABAYA – Memiliki keterbatasan pada indra penglihatan tidak membuat Kasiyo (70) jamaah haji tunanetra asal Tabanan, Bali berputus asa untuk berangkat haji. Pria yang merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Dinas Sosial Tabanan Bali ini memilih menjadi tukang pijat usai pensiun dan menyisihkan penghasilannya untuk naik haji.
“Pada tahun 2011, dalam hati saya muncul keinginan yang kuat untuk berangkat haji. Dari situ saya mulai tergerak untuk rutin menabung supaya bisa mendaftar haji,” terang pria yang pensiun sebagai PNS sejak tahun 2010 ini, Senin (3/6/2024).
Untuk mewujudkan impian mendaftar haji, Kasiyo mulai berikhtiar menyisihkan penghasilannya sebagai tukang pijat.
“Jumlah yang saya tabung itu tidak menentu, patokannya adalah penghasilan pijat dari 1-4 pasien untuk kebutuhan keluarga. Lebih dari itu saya sisihkan. Jadi jika satu hari saya memperoleh 3 pasien, berarti hari itu saya tidak menabung untuk haji. Apabila sehari ada 6 pasien, penghasilan dari 4 pasien saya pakai kebutuhan keluarga, sedangkan penghasilan dari 2 pasien untuk tabungan haji,” terang pria kelahiran Solo ini.
Setelah menunggu selama 11 tahun, Kasiyo sangat bersyukur tahun ini ia mendapat panggilan untuk berangkat haji. “Alhamdulillah, akhirnya cita-cita saya untuk berhaji ke tanah suci bisa terwujud,” ungkap Kasiyo dengan rasa bahagia.
Dia mengaku meskipun telah mengalami kebutaan sejak usia dua tahun karena mengalami panas tinggi, dirinya tetap optimis dalam menjalani kehidupan ini. “Saya sudah bisa memijat mulai tahun 1975 ketika saya lulus sekolah,” terangnya.
Dari kemampuan pijat itu, dia bisa menjadi PNS di Dinas Sosial sebagai pelatih pijat. Kini, Kasiyo yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 72 bersama jemaah haji Provinsi Bali lainnya. “Semoga di tanah suci saya bisa menunaikan ibadah haji dengan baik dan benar serta diberi kemudahan dan kelancaran. Saya berdoa selalu diberi kesehatan dan keselamatan, dan bisa pulang ke Bali dengan menjadi haji yang mabrur,” demikian harapan ayah dari tujuh anak ini.
Dia juga mendoakan agar istri dan keluarga tercinta juga memperoleh kesempatan ke tanah suci menjadi tamu Allah SWT . “Dulu belum bisa mendaftar berdua bersama istri karena saat itu uangnya hanya cukup buat saya mendaftar sendiri. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan pada keluarga kami untuk bisa berhaji,” harapnya. (*)