KETIK, JAKARTA – National Aeronautics and Space Admin atau NASA berencana meluncurkan satelit NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar (NISAR) dalam misi pengamatan bumi. Satelit ini merupakan bentuk kerjasama antara NASA dan Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO).
Dalam pengembangannya, satelit ini telah mencapai tahap sentuhan akhir dan dijadwalkan akan diluncurkan ke luar angkasa dari Satish Dhawan Space Center ISRO di India selatan pada tahun 2024 mendatang.
Satelit NISAR ini akan bertugas untuk melakukan pemindaian terhadap permukaan bumi seiring dengan perubahan waktu yang terus berjalan. Fungsi dari pemindaian ini adalah untuk mengetahui bentuk lanskap bumi dari waktu ke waktu.
Lebih lanjut, agar dapat melakukan tugasnya dengan baik satelit NISAR akan dilengkapi dengan dua sistem radar aperture sintetis (SAR). Masing-masing radar akan mengamati bumi dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
Antara NASA dan ISRO akan mengembangkan masing masing satu sistem radar. Dimana NASA akan mengembangkan sistem radar SAR L-band, sedangkan ISRO mengembangkan SAR S-band. Bila dilihat dari panjang gelombang sistem radar SAR S-bandbisa dibilang lebih panjang dari sistem radar SAR L-band.
"Teknologi radar pada NISAR akan memungkinkan kita mendapatkan perspektif menyeluruh tentang planet ini dalam ruang dan waktu,” kata ilmuwan proyek NISAR di Jet Propulsion Laboratory NASA, Paul Rosen.
Disatu sisi dalam melakukan pengamanan NISAR akan lebih berfokus kepada wilayah hutan dan lahan basah. Hal ini tentu saja terkait dengan emisi karbon yang mana, kedua tempat tersebut merupakan penyeran emisi karbon tertinggi.
"Secara global, kita tidak memahami dengan baik sumber dan serapan karbon dari ekosistem darat, khususnya dari hutan,” tutup ilmuwan ekosistem dan salah satu ketua tim sains NISAR ISRO, Anup Das.(*)
