KETIK, SURABAYA – Untuk mengukur dampak kinerja ASN yang dirasakan oleh masyarakat, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) telah melakukan penajaman evaluasi reformasi birokrasi (RB).
Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas seusai pertemuan dengan pemerintah daerah se-Jatim untuk Sosialisasi Penajaman Reformasi Birokrasi Tematik di Surabaya, Selasa (11/4/2023).
"Saya memilih Jawa Timur ini karena penanganan inflasi, belanja produk dalam negeri, dan dan penanganan kemiskinannya termasuk yang terbaik," kata Azwar Anas.
Anas menambahkan banyaknya indikator penilaian yang harus diisi sebelum membuat proses penilaian melalui waktu yang panjang. Selain itu fokus pada pengumpulan laporan sebelumnya hanya bersifat administratif.
Terdapat 259 indikator proses dan administratif yang perlu diisi serta ribuan lembar laporan yang perlu disampaikan pada evaluasi sebelumnya. Namun sekarang hanya ada 26 indikator hasil yang akan dinilai.
Anas menambahkan jika fokus pada dampak maka evaluasi reformasi birokrasi tidak akan menyita banyak waktu untuk proses konsultasi dan penyusunan.
"salah satu indikator yang penting adalah kemiskinan dan investasi. Jangan sampai RB-nya bagus namun kemiskinan masih tinggi dan investasi masih rendah. Oleh sebab itu jika nilai pelayanan bagus investasi yang masuk juga akan tumbuh. Jika investasi tumbuh maka kemiskinan akan turun," tambah Anas.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono yang datang mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan Jawa Timur telah melakukan sejumlah program dan strategi untuk menurunkan tingkat kemiskinan.
"Sebagai daerah piloting, Jawa Timur telah menorehkan capaian tematik yang baik. Kami berhasil menurunkan kemiskinan 336 ribu jiwa, yang merupakan penurunan kemiskinan tertinggi di Indonesia," kata Adhy.
Selama jangka kurun waktu 5 tahun terakhir ini (2018-2023). Angka investasi di Jawa Timur menunjukkan kenaikan yang signifikan. Seperti yang terjadi di tahun 2022 yang mana terjadi kenaikan sebesar 38,8% dibanding tahun 2021.(*)