KETIK, PALEMBANG – Dalam waktu tiga tahun terakhir, jumlah penumpang moda transportasi Lintas Rel Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan (Sumsel) terus mengalami peningkatan hingga menembus angka 12 ribu penumpang perhari.
Pada tahun 2024 sendiri, sebanyak 31 persen penumpang LRT Sumsel berasal dari moda transportasi roda empat “LRT Feeder”. Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS), Rode Paulus mengatakan, kehadiran LRT Feeder mendongkrak akumulasi penumpang LRT setiap hari.
“Dalam beberapa tahun ini, LRT Sumsel mengalami peningkatan penumpang yang cukup signifikan, terutama di hari-hari kerja. Masyarakat lebih memilih menaiki LRT karena selain murah, mereka juga bisa menghindari kemacetan yang terjadi di jalanan Kota Palembang,” kata Rode Paulus, Kamis 2 Januari 2025.
Dia menilai, peningkatan jumlah penumpang itu sangat terbantu dengan adanya LRT Feeder yang sudah dioperasikan sejak Juli 2022. Dari grafik yang dia paparkan, lonjakan besar terjadi antara tahun 2021 dan 2022, yakni dari 1.599.133 penumpang pada 2021 menjadi 3.087.735 penumpang pada 2022 (93 persen peningkatan).
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun mendorong pemerintah daerah untuk menambah koridor baru Feeder, yang mana pada saat ini, Feeder mempunyai tujuh koridor yang beroperasi di seputaran stasiun LRT.
Dua koridor dioperasikan oleh Pemerintah Kota Palembang, sedangkan lima koridor dioperasikan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) melalui BPKARSS. Pada tahun ini, Rode menginginkan adanya penambahan sepuluh koridor baru Feeder.
Penambahan koridor baru tersebut diyakini akan mendongkrak jumlah penumpang LRT untuk menembus target 20 ribu penumpang perhari di tahun 2025 ini. Rode menjelaskan, dia juga akan mengupayakan rute Feeder untuk terkoneksi dengan pusat keramaian, seperti kantor-kantor besar di Kota Palembang.
“Untuk mengejar target 20 ribu itu, kita upayakan sepuluh koridor baru Feeder akan terkoneksi dengan pusat keramaian seperti kantor-kantor besar di Kota Palembang,” kata dia.
Senada dengan itu, Wamenhub RI, Suntana mendukung upaya pemerintah daerah untuk menambah koridor baru Feeder. Dia juga mendukung BPKARSS untuk menggapai target 20 ribu penumpang perhari pada tahun 2025.
Menurut Suntana, apabila jumlah penumpang sudah mencapai 20 ribu perhari, maka uang yang terkumpul dari akumulasi tarif tiket penumpang diperkirakan bisa menutupi sebagian besar biaya operasional LRT.
Sehingga, dana subsidi LRT Sumsel bisa dialihkan untuk membantu sektor transportasi lain yang lebih membutuhkan.
Akan tetapi, dirinya tetap mengingatkan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan penambahan koridor Feeder tersebut. Suntana menyebutkan, penambahan itu harus berdasarkan survei kebutuhan pasar.
“Dioptimalkan. Penambahan koridor Feeder dimaksimalkan supaya bisa mencapai 20 ribu penumpang perhari. Tetapi, itu benar-benar berdasarkan survei dan kebutuhan pasar, jangan sampai kita menambah Feeder tapi masyarakat sedikit yang pakai,” tutur Suntana.
Selain menambah koridor Feeder, Suntana juga menyarankan adanya penambahan gerbong baru untuk setiap rangkaian kereta LRT. Dia menilai bahwa gerbong LRT akan terlalu sesak jika dinaiki oleh 20 ribu orang perhari.
"Kita upayakan kenyamanan ya, karena ini transportasi umum, jadi penumpang juga harus nyaman, tidak berdesakan. Saya rasa perlu ditambah satu gerbong lagi. Kita juga punya banyak cadangan gerbong kereta, khususnya di pulau Jawa," terangnya. (*)