KETIK, JAKARTA – Mendekati lebaran yang tinggal menghitung hari, biasanya sudah mulai banyak orang melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.
Perjalanan mudik ini tak jarang harus ditempuh dengan waktu yang cukup lama karena jarak yang jauh.
Belum lagi jika jalanan macet karena ramainya arus kendaraan membuat perjalanan mudik menjadi jauh lebih lama. Dalam kondisi seperti ini seringkali para pemudik harus menahan buang air kecil karena jauhnya perjalanan yang ditempuh.
dokter Spesialis Urologi RS Pondok Indah Bintaro Jaya dr. Ima Nastiti Setyaningsih, Sp.U., dalam keterangannya mengatakan hal tersebut ada baiknya untuk dihindari lantaran bisa berdampak negatif bagi kesehatan, Pasalnya hal tersebut bisa meningkatkan resiko terserang infeksi saluran kemih.
"Infeksi Saluran Kemih atau ISK terjadi ketika ada bakteri yang masuk ke dalam traktus urinarius melalui uretra dan berkembang biak di dalam kandung kemih," jelasnya.
"Meskipun sistem berkemih telah didesain untuk menghambat masuknya bakteri, kadang-kadang mekanisme pertahanan tersebut gagal," imbuhnya.
Lebih lanjut, pada kondisi tertentu terutama saat tubuh tidak fit dapat terjadi peningkatan perkembangan bakteri di saluran kemih.
Terutama bagi perempuan yang memiliki resiko lebih besar karena anatomi perempuan memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria. Sehingga membuat jarak yang ditempuh bakteri untuk mencapai kandung kemih lebih pendek.
"Penggunaan alat kontrasepsi tertentu, misalnya diafragma dan bahan spermisida juga meningkatkan kemungkinan terjadinya ISK. Kemudian menopause, penurunan hormon estrogen menyebabkan perubahan di saluran kemih sehingga rentan terhadap terjadinya infeksi," tambah dokter Ima.
Bila seseorang telah terlanjut terkena ISK, dapat muncul keluhan-keluhan berupa desakan untuk berkemih, nyeri saat berkemih, sering berkemih, urine keruh, kemerahan, atau berbau, hingga nyeri panggul.
Apabila telah mengalami gejala-gejala tersebut, dokter Ima menganjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter, khususnya dokter spesialis bedah urologi. Hal ini diperlukan untuk menjalani pemeriksaan guna memperkuat diagnosis dokter.
Hindari membeli obat di apotek tanpa melakukan pemeriksaan dokter terlebih dahulu. Karena tak jarang apotek memberikan obat antibiotik tanpa aturan yang jelas dan tanpa resep dokter.
"Perilaku seperti ini dapat membahayakan dan dapat menyebabkan terjadinya resistensi obat-obatan antibiotika," pungkasnya.(*)