KETIK, IBU KOTA NUSANTARA – Pada setiap upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia, Presiden Jokowi berperan sebagai inspektur upacara. Penampilan Jokowi di setiap upacara tentunya selalu jadi sorotan.
Sejak tahun 2017, presiden dan jajaran tamu undangan di upacara HUT RI mengenakan kostum adat tradisional yang beragam. Sehingga momen upacara menjadi berwarna dan terlihat seperti parade busana.
Untuk peringatan HUT ke-79 RI yang berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Jokowi mengenakan baju adat dari Kutai, Kalimantan Timur.
Jokowi beserta Ibu Negara Iriana Jokowi hadir mengenakan baju adat Kustin, salah satu ciri khas Kalimantan Timur.
Jokowi tampak mengenakan baju atasan berwarna hitam yang terbuat dari beludru. Baju itu diwarnai dengan ukiran emas di bagian depan yang memberikan kesan mewah.
Baju itu dipadukan dengan kain dodot bermotif batik dan celana panjang.
Pakaian adat Kustin merupakan pakaian khas masyarakat Suku Kutai yang mendiamai Kalimantan Timur.
Pakaian adat tersebut umumnya dipakai oleh golongan menengah ke atas sebagai pakaian resmi upacara pada masa Kerajaan Kutai Kertanegara.
Dikutip dari buku Pakaian Adat Tradisional Daerah Kalimantan Timur (1990), dewasa ini pakaian Kustin dipakai oleh Suku Kutai pada upacara pernikahan oleh golongan menengah ke atas.
Pakaian Kustin untuk untuk laki-laki memakai kopiah bundar tinggi 15 centimeter (cm) yang dinamakan setorong.
Pada bagian bawahnya lebih besar dari bagian atasnya dan berpasmen yang berwarna keemasan.
Bagian depan setorong, dihiasi dengan lambang yang berwujud wapen. Wapen tersebut disesuaikan dengan tingkatan gelarnya. Seperti seorang Aji memakai wapen Aji, Aji Bambang memakai wapen Aji Bambang, dan seterusnya.
Baju ini biasa dikenakan untuk pengantin laki-laki dinamakan baju Kustin. Bahannya dari belederu berwarna hitam. Lengan panjang dan kerah tinggi. Ujung lengan, kerah serta bagian dada berhias pasmen.
Pada zaman kerajaan masih berkuasa, pasmen untuk perhiasan baju kostum ini, khusus dipesan kepada pandai emas bangsa China dan suku Banjar.
Celana yang dipakai adalah celana panjang warna sama dengan baju. Di luar celana dikenakan dodot rambu, yakni semacam kain panjang yang ujungnya diberi hiasan rumbai-rumbai berwarna keemasan.
Pada bagian belakang kain menjuntai hingga ke tumit, sedangkan bagian muka hingga ke lutut.(*)