KETIK, SURABAYA – Produk halal telah menjadi sektor yang memberi kontribusi cukup besar pada perekonomian dunia. Potensi pasar produk halal asal Indonesia juga diharapkan mampu menembus jaringan perdagangan global.
Upaya itu telah dilakukan Laboratorium Logistics dan Supply Chain Management (LSCM) Departemen Teknik Sistem dan Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan menyelenggarakan Logistics and Supply Chain Camp (LSCAMP) ketujuh kalinya.
“LSCAMP merupakan kegiatan learning camp tahunan yang diikuti mahasiswa, akademisi dan masyarakat, untuk menciptakan dan memperkenalkan, sekaligus memasarkan produk halal,” Kata Ketua Panitia Penyelenggara," Ghina Dzakira Aqilah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/6/2023).
Ia menambahkan cukup banyak tema yang diangkat dalam kegiatan ini. Beberapa di antaranya seminar, diskusi, dan dibarengi dengan kunjungan industri. Untuk kunjungan industri dibagi dalam dua, pertama adalah pemotongan hewan modern di Jombang dan produk minuman kemasan di Mojokerto.
“Pada tahun ketujuh ini kami mengangkat tema 'Halal Supply Chain: Driving Indonesia Product to Global Halal Market'. Tema ini kami harapkan produk Indonesia bisa menembus pasar produk halal untuk agar bisa bersaing secara global,” lanjut Ghina.
Ia berharap dari kegiatan ini produk halal dari dalam negeri segera mendapatkan dukungan sistem sertifikasi, perkembangan teknologi, serta penerapan halal supply chain management lainnya.
Menurut Ghina, LSCAMP 2023 tahun ini dinilai lebih menantang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini dilakukan secara offline setelah penyebaran virus corona melandai dan dicabutnya pembatasan sosial.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Logistics and Supply Chain Management, Niniet Indah Arvitrida menyampaikan bahwa LSCAMP adalah kegiatan yang digerakkan mahasiswa yang memiliki passion mempelajari logistik dan rantai pasok.
“LSCAMP menjadi wadah pembelajaran sekaligus networking peserta yang memiliki minat untuk berkembang di bidang manajemen logistik dan rantai pasok. Kami berharap kegiatan ini bisa konsisten untuk memberi manfaat bagi masyarakat, termasuk mahasiswa, praktisi, dan akademisi,” urai Niniet. (*)