KETIK, SURABAYA – Antimicrobial Resistance (AMR) saat ini tengah menjadi isu ancaman global terhadap kesehatan manusia dan hewan. AMR merupakan suatu kondisi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, fungi dan parasit menjadi resisten atau kebal terhadap antimikroba (antibiotik, antivirus, antifungal, antiparasit) yang sebelumnya efektif untuk mencegah atau membunuh mikroorganisme tersebut.
Dengan kata lain, antimikroba yang sebelumnya dapat mengatasi infeksi akibat suatu mikroorganisme menjadi tidak efektif atau berkurang efikasinya. Hal ini tentu menjadi ancaman kesehatan global yang harus segera ditangani.
Harry Paraton selaku Ketua Pusat Resistensi Antimikroba Indonesia mengatakan antibiotik yang sejatinya berguna untuk mengobati penyakit akibat bakteri atau mikroba lainnya menjadi tidak efektif, akibat kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi antibiotik secara sembarangan.
"Jadi hal yang salah kaprah di masyarakat banyak yang mengkonsumsi antibiotik sembarangan dengan dalih agar cepat sembuh. Padahal tidak semua penyakit harus menggunakan antibiotik," jelasnya saat menyampaikan materi di Hotel Santika Gubeng, Sabtu (11/11/2023).
Harry saat memberikan keterangan pers.(Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Harry menambahkan antibiotik hanya diperuntukkan bagi penyakit yang disebabkan oleh mikroba salah satunya adalah bakteri. Namun realitanya banyak masyarakat mengkonsumsi antibiotik untuk berbagai macam penyakit, bahkan yang tidak disebabkan oleh bakteri. Hal ini dapat berakibat negatif jika dilakukan dalam jangka panjang.
"Jika bakteri dalam tubuh kita sudah resisten terhadap antibiotik, maka akan sulit dan perlu waktu lama untuk mengobati suatu penyakit. Dan dampak paling buruknya dapat menyebabkan kematian," tambahnya.
Lebih lanjut, Harry menegaskan jika pada perawatan luka, ketika bakteri baru kontaminasi atau kolonisasi, tidak perlu diberikan antibiotik. Cukup dibersihkan dan dijaga agar tidak sampai terkontaminasi oleh bakteri. Namun berbeda halnya jika luka sudah ada infeksi seperti keluar nanah kemudian meradang, baru pemberian antibiotik diperlukan untuk penanganan.
"Antibiotik itu bagus kalau digunakan secara baik. Antibiotik jangan digunakan no miss-used jangan digunakan kalau tidak ada indikasi (infeksi)," pungkasnya.(*)