KETIK, CIANJUR – Ikatan istri karyawan dan karyawati (IKAWATI) Kementerian ATR/BPN se-Indonesia membangun asa para siswa-siswi TK Pelita Bangsa di Cianjur, Jawa Barat.
TK Pelita Bangsa yang berada di Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur terdampak gempa. Gedung sekolah milik Yayasan Pelita Bangsa ini hancur akibat gempa Cianjur pada 21 November 2022.
Lokasinya yang berada di puncak titik terjadinya gempa membuat akses semakin sulit untuk menuju ke TKP. Meski demikian, tak mengurangi rasa semangat kemanusiaan yang ditunjukkan oleh IKAWATI ATR/BPN se-Indonesia.
Sejak terjadinya bencana, IKAWATI ATR/BPN se-Indonesia langsung tergerak. Mereka kompak menggalang donasi dari Kanwil dan Kantah yang diakomodir oleh IKAWATI.
Media permainan TK Pelita Bangsa yang masih tersisa di tengah runtuhan bangunan. (Foto: Millah Irodah/Ketik.co.id)
Data yang diperoleh, bantuan berupa sembako, pakaian, kebutuhan bayi, dan lainnya sudah berdatangan. Bantuan pembangunan gedung sekolah terutama sekolah swasta menjadi perhatian khusus IKAWATI ATR/BPN.
Siswa tidak bisa menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah karena gedungnya hancur imbas gempa berkekuatan 5.6 Mw dengan kedalaman 10 km yang menelan ratusan korban jiwa.
"Mereka adalah generasi anak penerus bangsa. Memang yang kita tunjuk adalah sekolah yang berada di kawasan puncak lokasi terdampak gempa, dimana lokasi ini tidak banyak tersentuh bantuan dan posko bencana," kata Dewan Pembina IKAWATI ATR/BPN RI Nanny Hadi Tjahjanto, Minggu (18/12/2022).
IKAWATI ATR/BPN se-Indonesia berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp700 jutaan yang akan disalurkan kepada korban gempa Cianjur pada Senin (19/12/2022). Nanny Hadi Tjahjanto didampingi pengurus IKAWATI lainnya akan menyerahkan bantuan tersebut secara langsung di lokasi kejadian.
Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk 1 paket pembangunan Gedung TK Pelita Bangsa, paket sembako, bingkisan dan mainan untuk anak-anak.
Kepada Desa Sukamulya, Syahrul Gopur, bersyukur desanya mendapat perhatian khusus oleh IKAWATI ATR/BPN. Menurutnya, Desa Sukamulya adalah desa paling parah yang terdampak gempa bumi.
"Desa ini paling puncak perbatasan dengan kawah gunung gede. Untuk kawasan penduduk, ini paling atas. Terima kasih sudah diperhatikan," katanya.
Gopur mengatakan, 90 persen gedung dan rumah di desanya mengalami kerusakan berat. Sedangkan korban jiwa terdapat 14 orang.
Suasana posko pengungsi korban gempa Cianjur. (Foto: Millah Irodah/Ketik.co.id)
"Sekolah hancur semua termasuk yang mau dibantu Bu Menteri ini. Yang roboh tempat ibadah, sekolah, tempat rapat, kantor desa dan rumah warga," jelasnya.
Kejadian gempa bumi yang membuat gedung sekolah roboh membuat anak-anak tidak bisa menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Beberapa siswa sudah mulai (KBM) di posko-posko," ujarnya.
Untuk diketahui, bantuan pembangunan gedung TK Pelita Bangsa di titik gempa Cianjur juga merupakan memperingati Hari Ulang Tahun Dharma Wanita 2022. (*)