KETIK, SURABAYA – Sebanyak 35 biopori di pasang di Hutan Kota Alun-alun Ki Bagus Asra pada Sabtu (24/2/2024).
Puluhan biopori dipasang dalam rangka pelestarian lingkungan. Yakni sebagai sumur resapan, sekaligus untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk.
Pantauan di lapangan, biopori yang dipasang yakni berupa paralon berdiameter sekitar 30 cm yang di setiap sisinya sudah dilubangi.
Kemudian, paralon tersebut ditanam di lubang dengan kedalaman sekitar 80 cm atau maksimal 1 meter. Sebelum ditutup, biopori tersebut diisi dengan sampah organik sebanyak setengah dari panjang paralon yang dimasukkan.
Menurut Ketua Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG), Tantri Raras, biopori dipasang di Hutan Kota karena selama ini setiap musim hujan di kawasan itu airnya menggenang. Sehingga nantinya diharapkan debit airnya saat hujan tidak terlalu tinggi.
“Kita mencoba mengajak komunitas membuat biopori agar bisa menjadikan sampah organik bermanfaat,” katanya.
Ia menjabarkan pemasangan biopori ini sekaligus juga diikuti dengan kegiatan 'Clean Up' Alun-alun kota dari sampah yang tak dibuang pada tempatnya.
Kegiatan itu dilaksanakan berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbupora)serta sejumlah komunitas pegiat lingkungan. Hingga sejumlah sekolah Adywita, dan sembilan komunitas lainnya.
“Ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari sampah nasional,” katanya.
Kegiatan tersebut sebenarnya juga merupakan salah satu program PHIG. Yakni untuk pelestarian dan konservasi lingkungan yang selama ini dilakukan dengan mengedukasi dan melibatkan komunitas, akademisi, volunteer, dan pegiat lingkungan.
Sementara itu, Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bondowoso, Erfan Rendy Wibowo, menjelaskan, kegiatan kaborasi itu bagian dari edukasi pada masyarakat agar mengolah dan memilah sampah dengan bijak.
Utamanya, polusi sampah plastik yang saat ini memang menjadi concern supaya bisa diolah jadi bermanfaat.
“Edukasi kan hanya tidak teori saja. Dengan aksi ini juga kita ingin mengajak kita memberikan contoh,” tuturnya.
Ia menjabarkan dalam kegiatan itu pihaknya juga membuka penukaran sampah dengan pupuk organik hingga 30 kilogram.
Disinggung tentang jumlah sampah yang masuk ke TPA, kata Erfan, per hari jumlahnya 60 ton.
Dalam kegiatan itu tampak, Kepala Disparbudpora Moleyadi dan Kepala DLH Aris Agung Sungkawa juga ikut serta masang bioporik dan memilih sampah di jantung kota. (*)