KETIK, SURABAYA – Dua perwakilan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari Rumah Anak Prestasi (RAP) Kota Surabaya ini luar biasa hebatnya. Dengan bangga, Qurota Ayun (13) dan Aqsa (18) menampilkan batik lukis dan batik abstrak hasil karya mereka di depan pihak Unicef dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Mereka melakukannya dalam acara yang bertajuk Diskusi Bersama Remaja dengan Tema Pekerjaan di Abad 21 dan Partisipasi Anak pada Pembangunan. Acara bertempat di gedung Aula Prof. Handayani Tjandrasa, Departemen Teknik Informatika ITS, Rabu (31/7/2024).
Qurota Ayun (13) dan Aqsa (18) membawa dua busana batik, sajadah batik, dompet batik dan aksesoris batik lainnya.
Keduanya datang didampingi tutor batik dan fotografi Leo Arif Budiman, tutor menjahit Zakiya Fitri dan Kepala UPTD Kampung Anak Negeri Dinas Sosial Kota Surabaya, Eva Rachmawati.
“Ini salah satu produk dari RAP, batik lukis dan abstrak punya anak-anak yang sudah kami pasarkan secara online maupun di event-event,” ungkap Eva pada wartawan.
Motif-motif batik tersebut, kata Eva, dibuat dengan suka cita oleh anak-anak RAP. Tidak ada target yang harus mereka kejar untuk menghasilkan suatu produk. Semua murni mereka buat dengan gembira sembari belajar bersosialisasi dengan sekitarnya.
“Batik di baju ini punya banyak cerita, karena tidak hanya dari satu dua anak tapi kami gabung jadi satu batik. Motifnya dari anak-anak sendiri, diarahkan sama Pak Leo,” tambah Fitri sambil menunjukkan salah satu motif batik. Ada motif kelinci lucu yang terlihat di sana.
Eva menunjukkan satu jaket batik best seller buatan anak-anak RAP. Jaket tersebut sangat diminati. Setiap kali diproduksi langsung ludes terjual. Harganya sekitar Rp400 ribu. Ada juga satu cardigan batik harganya sekitar Rp350 ribu.
“Motif batiknya ini kami buat nggak bakalan ada yang nyamain, jadi satu-satunya yang punya motif begini,” tuturnya.
“Kalau yang sajadah ini buatan Tata (Qurota Ayun) sendiri. Dia belajar membatik sendiri, dibuat sajadah sendiri di rumahnya,” imbuhnya sambil memperlihatkan sajadah buatan Tata pada wartawan.
Qurota Ayun (kanan), Aqsa (kiri) dan pembimbing mereka di gedung Aula Prof. Handayani Tjandrasa, Departemen Teknik Informatika ITS, Rabu (31/7/2024). (Foto: Fatimah/Ketik.co.id)
Hebatnya, anak-anak RAP pernah membuat busana Batik Suroboyo ala anak-anak untuk Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan istri. Saat itu mereka mempersembahkan karyanya di acara pembukaan Rumah Anak Prestasi di Dukuh Menanggal.
“Bangga banget bisa bikin-bikin seperti ini. Punya kesempatan. Seru Rasanya,” ungkap Tata saat ditanya Ketik.co.id.
Gadis asal Surabaya ini tidak hanya pintar membatik, namun pintar membuat kerajinan tangan, melukis, dan fasih berbahasa Inggris. Ia sempat menunjukkan bakat bahasanya di depan Unicef, ITS, Kadin Jatim, dan seluruh undangan yang hadir di acara Diskusi Remaja ini.
Sebagai informasi, Rumah Anak Prestasi merupakan tempat bagi anak-anak disabilitas yang didirikan Wali Kota Surabaya untuk mengembangkan bakat minat mereka.
RAP sudah tersebar di berbagai wilayah Surabaya yang menampung 200 anak disabilitas. Ada di Surabaya Pusat daerah Nginden, Surabaya Utara, Surabaya Barat, dan Surabaya Selatan.
Di sana mereka mendapatkan berbagai pelatihan untuk mengembangkan bakat minat. Ada membatik, menjahit, membuat kerajinan tangan, melukis, sablon, kelas bahasa, dan sebagainya.
Menariknya, di sana mereka juga mendapatkan berbagai layanan lengkap. Seperti kesehatan, konseling dan pembelajaran yang semua gratis bagi warga Surabaya.
“Senang sekali anak-anak bisa semakin percaya diri, mengembangkan bakat minatnya, ekspresinya, apa yang dia rasakan. Mereka bisa menemukan teman, tidak hanya pelatihan-pelatihan tapi juga bisa menghasilkan,” pungkas Eva. (*)