KETIK, JAKARTA – Saat momen Hari Raya Idul Fitri biasanya banyak orang yang tiba tiba menjadi kalap dengan melahap beragam makanan. Salah satunya adalah opor ayam, hidangan ini biasanya tidak pernah absen hadir di atas meja saat perayaan hari lebaran.
Seperti yang kita tahu jika banyak hidangan lebaran yang memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang cukup tinggi, seperti opor ayam yang telah disebutkan, rendang, smbal goreng hati dan masih banyak lagi.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal JAMA Network Open menyebut adanya kaitan antara kondisi metabolik tubuh seperti kolesterol, gula darah dan kadar lemak yang tinggi dengan kondisi kesehatan jiwa.
Melansir Medical News Today, penelitian ini dilakukan kepada 211.000 orang yang tidak memiliki riwayat masalah kesehatan jiwa. Rata-rata partisipan berusia 42 tahun dan lahir di Swedia dalam pengambilan darah pertama. Beberapa hal yang diukur antara lain total kolesterol, trigliserida, dan lipoprotein.
Setelah 21 tahun, ditemukan bahwa 16.256 partisipan mengalami depresi, kecemasan, atau gangguan kejiwaan lainnya yang berhubungan dengan stres. 3.000 di antaranya sudah didiagnosi mengalami gangguan kecemasan dan depresi serta mendapat pengobatan.
Menurut studi tersebut, ditemukan kecenderungan gangguan jiwa pada partisipan dengan kadar kolesterol total, trigliserida, dan gula darah yang tinggi. Hal sebaliknya juga terlihat pada orang dengan kadar kolesterol dan gula yang rendah justru tidak ditemukan hal ditemukan hal tersebut.
Temuan ini pun mengundang perhatian dari psikiater yang juga pakar kesehatan tidur dari Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine yakni Alex Dimitriu, MD. Ia mengomentari keterkaitan antara hormon stres kortisol dengan tingginya kolesterol dan gula darah.
"Ini adalah penelitian yang menarik. Kadar glukosa dan trigliserida yang tinggi serta kadar protein HDL (sehat) yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan stres," jelasnya.
"Penanda ini (glucosa, trigliserida, HDL) mungkin juga merupakan tanda peradangan yang meningkat, yang juga telah dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental,"imbuhnya. (*)