KETIK, JAKARTA – Harga minyak global tercatat bergejolak mengawali perdagangan pada Rabu (10/5/2023). Gejolak ini karena Amerika Serikat (AS) berencana mengantisipasi tingginya permintaan dengan mengisi kembali cadangan minyak darurat.
Perkembangan pasar minyak global sangat dipengaruhi oleh AS. Hal ini karena negeri Paman Sam tersebut adalah konsumen minyak terbesar di dunia.
Harga minyak mentah WTI melemah hingga 0,12% ke posisi US$73,62 per barel sementara harga minyak mentah brent justru dibuka menguat hingga 0,26% ke posisi US$77,5 per barel.
Sedangkan jika dibandingkan dengan perdagangan Selasa (9/5/2023), minyak WTI ditutup menguat 0,75% ke posisi US$73,71 per barel dan minyak brent menguat 0,89% ke posisi US$77,3 per barel.
Laporan dari Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan permintaan musiman yang lebih tinggi sementara output lebih rendah bisa menopang pergerakan harga.
"Kami memperkirakan kenaikan musiman dalam konsumsi minyak dan penurunan produksi minyak mentah OPEC memberikan tekanan naik pada harga minyak mentah dalam beberapa bulan mendatang," ungkap Administrasi Informasi Energi dalam Prospek Energi Jangka Pendeknya.
Selain itu ketidakstabilan ini juga dipicu oleh persediaan minyak mentah AS yang naik sekitar 3,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Mei. Selain itu pelemahan juga dipicu aksi tunggu investor terhadap kebijakan bunga acuan The Fed.(*)