KETIK, SURABAYA – Indonesia sebagai negara maritim dengan dua per tiga luas wilayahnya adalah lautan, memiliki hutan mangrove terbesar di dunia. Luas hutan mangrove Indonesia 3,36 juta hektar inimerupakan 20% dari total luas mangrove di dunia.
Hutan mangrove memiliki fungsi yang penting demi kelangsungan ekosistem. Hutan magrove berguna mengurangi efek pemanasan global, pelindung daratan dari abrasi yang disebabkan air laut dan sebagai habitat bagi banyak satwa liar.
Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki hutan mangrove terluas di pulau Jawa, terus berupaya melakukan upaya konservasi guna menambah luas hutan magrove.
Pemprov Jawa Timur dan pegiat mangrove yang tak kenal lelah melakukan penanaman mangrove di banyak titik di penjuru Jawa Timur. Total, Jatim memiliki luas hutan mangrove 27.221 ha.
Gubernur Khofifah Memantau Kawasan Hutan Mangrove ( foto : Humas Pemprov Jatim)
Dengan luas tersebut, jika dipersentase, 48% dari hutan mangrove se-Jawa adalah hutan mangrove Jawa Timur. Dengan komposisi mangrove kerapatan lebat sebesar 47,26%, mangrove kerapatan sedang 46,08%, dan mangrove kerapatan jarang 6,66%.
Selain mangrove eksisting yang sudah ada, berdasarkan sumber data yang sama Jawa Timur juga memiliki potensi mangrove terluas se-Jawa dengan 51.557 ha atau sekitar 35%.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, keaktifan menanam mangrove sengaja dilakukan sebagai upaya nyata Pemprov Jatim bersama seluruh elemen di Jatim dalam rangka menurunkan emisi gas rumah kaca.
“Menanam mangrove adalah upaya kita bersama untuk mewujudkan net zero emission di tahun 2060. Alhamdulillah dengan terus menanam di banyak titik di kabupaten kota di Jatim, saat ini hutan mangrove Jatim merupakan yang terluas di pulau Jawa,” tegas Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (19/1/2023).
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, berdasarkan hasil studi para ilmuwan, sumber emisi di Indonesia terbesar berasal dari sektor kehutanan terkait perubahan fungsi hutan dan lahan. Selain itu juga sektor energi, pertanian, indutri dan penggunaan produk serta limbah.
Berdasrkan data BPS tahun 2019 bahwa sektor kehutanan memberikan kontribusi emisi hampir 925 juta ton CO2e. Sementara penggunaan energi 638,81 juta ton CO2e, limbah 134,12 juta ton CO2e, pertanian 108,60 juta ton CO2e dan industri serta penggunaan produk 60,18 juta ton CO2e.
Dengan kondisi itu, ditegaskan mantan Menteri Sosial ini bahwa menanam mangrove adalah upaya yang tepat. Seba tanaman mangrove sangat efektif untuk menyerap karbon dibandingkan tanaman lain.
Tercatat dari 2020-2022 telah dilaksanakan penanaman mangrove di pesisir Jawa Timur melalui dana APBD, APBN, dan penanaman mangrove oleh gubernur bersama para pihak seluas 1.516,57 ha atau sejumlah 5.662.418 batang bibit mangrove.
Selain aksi penanaman yang dilakukan, Gubernur Khofifah juga turut mengimbau para pihak untuk ikut berperan serta dalam pemulihan ekosistem mangrove.(*)