KETIK, JAKARTA – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pengangguran meningkat, 40 persen rakyat miskin, terjadi perlambatan ekonomi.
Gen Z harusnya bisa menjadi bonus, bukan beban demografi. Upaya penurunan angka pengangguran era Jokowi stagnan jika dibandingkan era reformasi hingga akhir Megawati. Gen Z susah mencari kerja.
Menurut Head of CNBC Indonesia Research Muhammad Ma'ruf, upaya penurunan angka pengangguran era Joko Widodo stagnan jika dibandingkan era reformasi hingga akhir Megawati pada 2004, angka pengangguran naik 4,4 persen.
Angka pengangguran tahun ini jumlahnya didominasi oleh generasi Z atau yang berusia di bawah 25 tahun. Persentase anak muda usia 15-24 yang merepresentasikan lulusan SMA dan sarjana semakin tahun semakin naik, atau menunjukkan adanya kesulitan anak-anak muda sekarang mencari pekerjaan.
Menanggapi survei, Ekonom Senior Dr Rizal Ramli mengatakan, sebenarnya ada harapan dan solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Itu jika pertumbuhan ekonomi Indonesia 10-12 persen.
Dari situ akan ada tambahan 4-5 juta pekerjaan baru, lebih tinggi dari 2,9 juta pencari kerja baru.
Lantas, apakah bisa RI tumbuh 10-12 persen?
Rizal optimistis perekonomian Indonesia bisa tumbuh sebagaimana negara-negara lain. Faktor kekayaan alam Indonesia luar biasa, cuaca dan matahari sepanjang musim, dan rakyat Indonesia dikenal sangat rajin.
Namun sayang, jika negara besar ini memiliki pemimpin yang kurang mumpuni dan cakap dalam mengelola pemerintahan. Itu belum rentetan korupsi.
Ia menyarankan agar rakyat selektif dalam memilih pemimpin apalagi mendekati tahun politik.
"Kalau ingin tumbuh tinggi, pilih pemimpin amanah dan tinggalkan pertumbuhan berlandas utang, fokus pada strategi dan kebijakan utk pertumbuhan tinggi! Supaya 40 persen miskin berkurang cepat, fokus pada kenaikan Human Development Index (HDI), bukan hanya pertumbuhan ekonomi," kata Rizal baru-baru ini.
Karena apabila ekonomi tumbuh 10-12 persen, lapangan kerja akan bertambah 4-5 juta/tahun, lebih tinggi dari 2,9 juta pekerja baru. Upah akan naik, sarjana-sarjana Gen Z yang mayoritas penganggur akan mendapat pekerjaan, menjadi bonus demografi.
"Lho kok malah dengarkan pemimpin-pemimpin KW yang korup, nepotis dan pembohong sok-sok janjikan ekonomi melesat wong kinerjanya koplak," kata Rizal Ramli.(*)