KETIK, PACITAN – Festival Rontek 2023 digelar di Alun-alun Kabupaten Pacitan, Jawa timur pada Sabtu (18/11/2023) malam. Bertajuk "The Most Booming Heritage Culture", dicanangkan sebagai upaya pelestarian budaya lokal dan pemikat hati wisatawan dari berbagai daerah.
Seni rontek sendiri merupakan kesenian tradisional asli dari daerah yang berjuluk 'kota seribu satu gua'. Seni ini awalnya merupakan aktivitas masyarakat untuk ronda malam dengan menggunakan kentongan bambu, yang disebut juga Thethek.
Seiring berjalannya waktu, rontek tidak hanya melibatkan kentongan, tetapi juga melibatkan berbagai instrumen musik lainnya. Harmonisasi sangat kuat dari beragam instrumen, mencakup tarian dan musik, serta properti yang harus selaras dengan cerita.
Setiap festival, 12 kecamatan akan saling menampilkan persembahan seni ronteknya masing-masing. Persembahan tersebut menampilkan berbagai variasi, mulai dari gerakan tari yang memukau hingga kisah legenda yang masih asing bagi para penonton.
Penampilan Ronthek 2023, hari pertama. (Foto: Prokopim Pacitan)
Pantauan Ketik.co.id, antusiasme masyarakat terhadap festival yang dinantikan setiap tahun ini terbilang cukup besar. Khawatir tak kebagian tempat, ribuan warga mulai memadati Alun-alun Kabupaten dan sekitarnya sejak menjelang petang.
Bahkan, rela beramai-ramai naik truk maupun transportasi umum demi menonton festival yang tentunya tidak asing di telinga masyarakat lokal.
Para ibuk-ibuk terlihat girang membawa buah hati mereka untuk menyaksikan festival ini dari yang masih balita hingga anak-anak. Tak ayal, mereka ingin menonton sekaligus mengenalkan budaya lokal kepada para generasi berikutnya.
Di jalan depan Kantor Bupati, panggung besar telah didirikan untuk pertunjukan seni rontek. Cuaca cerah bertabur bintang seolah mengamini hajat masyarakat kota seribu satu gua.
Para peserta terlihat mengenakan kostum tradisional, dengan gemulainya menari mengikuti irama musik khas dari tiap-tiap kecamatan. Penonton pun bertepuk tangan dan bersorak-sorai menyambut penampilan setiap peserta yang begitu epik.
Suasana festival semakin meriah dengan dentuman mulainya suara rampak bambu yang kian menggema. Para seniman rontek pun saling unjuk kebolehan memainkan kentongan bak pasukan perang yang tengah bertempur.
Paska suksesnya di helat tahun lalu, rasa gembira turut diungkapkan Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji usai secara simbolis memukul kentongan tanda dibukanya gelaran Festival Rontek Pacitan 2023.
"Alhamdulillah, kita masih bisa menyelenggarakan Festival Ronthek di tahun 2023 ini. Selain itu, saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat, karena peran serta masyarakat Pacitan membuat Ronthek booming di kancah nasional," kata Bupati Aji dalam sambutannya, Sabtu, (18/11/2023).
Meskipun begitu, dia berharap agar Festival Ronthek dapat terus dilakukan peningkatan dan kian diakui warga lokal menjadi budaya asli Pacitan.
“Festival rontek ini merupakan budaya yang kita miliki, untuk itu saya berharap agar festival rontek ini terus ditingkatkan,” sambungnya.
Salah satu penampilan dari sanggar Seni Ronthek asal Kecamatan Pacitan. (Foto: Prokopim Pacitan)
Mas Aji sapaan akrabnya juga meminta, kesenian ini dapat terus dirawat. Supaya kedepannya bisa ditilik sebagai kebudayaan yang terkenal di kancah nasional. Disamping dapat memberikan dampak baik untuk masyarakat.
"Semoga dapat memberikan dampak kebudayaan maupun perekonomian bagi masyarakat Pacitan," pintanya melanjutkan.
Lebih lanjut, sebagaimana diketahui Festival Rontek Pacitan di tahun ini masuk nominasi dari 110 Karisma Event Nusantara (KEN) 2023. Yang digadang-gadang dapat menjadi lokomotif ekonomi kreatif sekaligus mengenalkan citra pariwisata Indonesia kepada khalayak ramai.
Pasar Krempyang dan Gapura
Salah satu yang menarik perhatian dalam Festival Rontek Pacitan tahun 2023 ini adalah kehadiran gapura anyaman bambu dibangun di titik start festival peserta Ronthek dan Pasar Krempyeng, yang bertempat di Alun-alun Kabupaten Pacitan.
Gapura tersebut terbuat dari bambu yang dianyam dengan berbagai macam rajutan, laiknya sebuah mahkota indah ala nusantara. Begitu pula, sedikitnya ada 32 lapak dimanfaatkan para pegiat UMKM untuk menjajakan berbagai produk kuliner tradisional hingga aneka kopi.
Konsep Pasar Krempyeng ini mengusung tema perpaduan budaya dengan ekonomi kreatif. Menyuguhkan suasana estetik ala-ala tempo dulu mulai dari arsitektur lapak hingga atribut aneka ragam jualan.
Kesenian Ronthek sebagai Budaya Warisan
Ronthek berasal dari gabungan kata 'Ronda' dan 'Thethek'. 'Ronda' merujuk pada kegiatan berpatroli atau menjaga keamanan dengan berjalan keliling, sedangkan 'Thethek' merujuk pada meronda sambil memukul tongtong bambu, yang dalam bahasa setempat disebut kentongan.
Secara sederhana, ronthek dapat diartikan sebagai aktivitas masyarakat yang melakukan patroli sambil memukul kentongan bambu, yang disebut juga Thethek. Kentongan tersebut terbuat dari potongan bambu dengan panjang sekitar 50 cm.
Awal mula Ronthek adalah kegiatan masyarakat Pacitan yang melakukan ronda malam menggunakan kentongan bambu atau Thethek. Kegiatan ini hanya terjadi setahun sekali, khususnya selama bulan Suci Ramadhan, dengan tujuan untuk membangunkan warga agar dapat sahur.
Dalam kegiatan ini, kentongan dipukul dan seringkali dipadukan dengan alat musik tradisional lain, seperti gong, saron, dan kenong. Perpaduan instrumen ini menghasilkan harmonisasi yang enak di dengar.
Sebagai Informasi, Festival Rontek Pacitan 2023 ini digelar selama dua hari, Sabtu (18/11/2023) hingga Minggu (19/11/2023) dan diikuti oleh 12 regu yang menjadi wakil dari setiap kecamatan se Kabupaten Pacitan.(*)