KETIK, JAKARTA – style="text-align:justify">Toleransi kembali dicontohkan para tokoh agama di Indonesia. Masjid Istiqlal yang merupakan salah satu masjid terbesar dan penting di Indonesia, menyediakan lahan parkirnya untuk digunakan jemaat Gereja Katedral yang hari Senin (25/12/2023) menggelar Misa Natal.
Dua rumah ibadah besar yang ada di Jakarta Pusat itu memang setiap tahun saling bergantian menyediakan tempat parkir untuk membantu tetangganya yang merayakan hari besar keagamaan. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral memang terletak bersebelahan di Jakarta Pusat.
“Setiap acara-acara besar yang dilaksanakan di Katedral, Masjid Istiqlal selalu menyiapkan parkir di lantai basement I dan II,” tutur Kabag Umum dan SDM Masjid Istiqlal, Ismail Cawidu saat dikonfirmasi Suara.com, jejaring Ketik.co.id.
Tak sekedar lahan parkir. Pihak takmir Masjid Istiqlal juga menambah petugas jaga parkir selama rangkaian misa Natal demi kenyamanan jemaat gereja.
“Kita buka 24 jam dengan menambah petugas. Jika biasanya 6 orang petugas jaga, selama rangkaian Natal ditambah 16 orang menjadi 21 orang petugas keamanan,” tambah Ismail.
Dua basement tersebut bisa menampung kapasitas maksimal antara 800 hingga 1.000 kendaraan,” pungkas Ismail.
Dua Rumah Ibadah Bersejarah, Simbol Toleransi
Dilansir dari situs resmi Yayasan Takmir Masjid Istiqlal, pembangunan masjid ini dimulai dari gagasan para ulama pada tahun 1953, antara lain KH Wahid Hasyim yang saat itu menjadi Menteri Agama. Yakni untuk membangun sebuah masjid yang bisa menjadi kebanggaan warga Jakarta dan Indonesia.
Usulan ini mendapat sambutan hangat dari Presiden Sukarno dan Wapres Mohammad Hatta. Bung Karno yang berlatar belakang arsitek itu memutuskan agar Masjid Istiqlal dibangun di lahan bekas benteng Belanda yang ada di kawasan Pasar Baru. Hal ini dengan alasan filosofis, yakni karena di seberangnya telah berdiri gereja Katedral.
Bung Karno berharap, Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral bisa menjadi simbol yang memperlihatkan kerukunan dan harmoni kehidupan beragama di Indonesia.
Masjid Istiqlal yang direncanakan dibangun sejak tahun 1950, akhirnya baru bisa mulai dibangun pada 24 Agustus 1961 karena mengalami sejumlah kendala. Pembangunan Masjid Istiqlal sempat terhenti karena konflik politik terutama peristiwa G 30 S/1965 yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pembangunan Masjid Istiqlal baru selesai 17 tahun kemudian dan diresmikan Presiden Soeharto 22 Februari 1978.
Adapun Gereja Katedral Jakarta berusia jauh lebih tua. Yakni dibangun pada 6 November 1829. Pembangunannya dimulai sejak Paus Pius VII mengangkat Pastor Nelissen sebagai prefek apostik Hindia Belanda pada 1807.
Tak heran, jika kemudian Gereja Katedral Jakarta ditetapkan sebagai cagar budaya yang keaslian bangunannya dilindungi pemerintah. (*)