KETIK, PACITAN – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pacitan memberikan tanggapan pemberitaan miring sebuah media yang memberikan label jika lembaga ini terkesan apatis (cuek) dan kurang bersinergi dengan awak media.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Diskominfo Pacitan, Bagus Nurcahyadi Saputro menjelaskan, bahwa situasi sebenarnya justru berbeda. Tidak sesuai pemberitaan tersebut.
"Setelah banyak yang kami upayakan buat rekan-rekan wartawan khususnya wartawan Pacitan. Ternyata malah disudutkan oleh berita berisi opini yang tidak berdasar," ucapnya kecewa, melalui ponsel genggam, Senin (21/8/2023).
Bagus menjelaskan, bahwa sedari awal pihaknya telah menjembatani diberikannya hak peliputan bagi awak media. Termasuk memberikan berbagai fasilitas guna menunjang kegiatan jurnalistik.
"Jauh-jauh hari sudah terlontar keinginan rekan-rekan wartawan Pacitan untuk mendapatkan akses informasi valid terkait rencana peresmian Museum & Galeri SBY-ANI. Keinginan awak media ini, memang bukan keinginan pribadi justru karena banyaknya dan dorongan pertanyaan masyarakat yang sudah sangat penasaran dengan seluk beluk museum nantinya," jelasnya.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Diskominfo Pacitan, Pihak Museum SBY-ANI (rompi coklat) dan Bagus Nurcahyadi Saputro (berbaju putih) dalam acara rapat teknis jelang peresmian. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Hingga, demi memberikan informasi yang benar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Diskominfo Pacitan menghadirkan perwakilan pihak museum. Pun hampir seluruh awak media dan influencer daerah mendapatkan kesempatan tersebut.
"Akhirnya, pihak perwakilan Museum & Galeri SBY-ANI hadir dalam press release, di mana hampir seluruh wartawan Pacitan diundang oleh bupati melalui Dinas Kominfo bertempat di pendopo," ucapnya.
Paska pertemuan itu, dihelat kembali rapat teknis bersama awak media, dan penyerahan ID card museum. Sedikitnya, beberapa wartawan cukup antusias, hingga menanyakan terkait rencana Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan menghadiri upacara kemerdekaan.
Dipicu itu, pihaknya menindaklanjuti keinginan insan pers, yakni diberikannya izin peliputan acara kemerdekaan di Pendopo Kabupaten. Namun, diberlakukan syarat berupa pendataan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sesuai yang dikatakan Jubir SBY. Karena dihadiri oleh Presiden ke-6 RI maka protokol kepresidenan berlaku saat itu," ungkapnya.
Tak ketinggalan pula, Bagus dan tim berinisiatif mengalokasikan tempat transit maupun peliputan sehingga proses peliputan upacara oleh insan pers dapat berjalan mulus pun nyaman.
"Kami mendapat mandat untuk mendata wartawan yang akan meliput upacara detik-detik dan peresmian. Tindakan ini diperlukan oleh pihak pengamanan presiden untuk memastikan kelancaran acara tersebut," jelasnya.
Sesuai yang telah dijelaskan itu, menurutnya pihaknya telah melaksanakan kewajiban, terlebih sudi untuk bersinergi maupun memberikan fasilitas. Munculnya pemberitaan buruk itu kurang lebih dinilai hanya pandangan subjektif dari segelintir oknum yang berniat membuat citranya buruk.
Diskominfo Pacitan sedari awal hingga kini terbuka lebar kritik dan saran melalui saluran telepon maupun tatap muka. Harapannya, agar tak berujung pada ketidaksesuaian komunikasi antara pihak terkait laiknya yang telah terjadi.
"Kalau kurang puas dengan fasilitasi kami sampaikan dong, telepon WA atau ketemu langsung ke kantor, saya standby kok. Itu yang nulis sudah tidak hadir press release, meminta dilist dalam catatan media liputan upacara detik-detik, belakangan posting berita online kalo Diskominfo apatis. Kok aneh ya, kemarin pas ketemu saya kenapa nggak ngomong langsung ke saya, kenapa?," pungkasnya heran.(*)