KETIK, PACITAN – Minat warga Pacitan untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melonjak.
Itu terlihat dari meningkatnya jumlah penduduk yang memilih melamar jadi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI).
Data dari Dinas Ketenagakerjaan dan Perdagangan (Disdagnaker) Pacitan menunjukkan tren peningkatan jumlah dalam beberapa tahun terakhir.
"Jumlah CPMI asal Pacitan terus naik," jelas Kepala Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perdagangan, dan Tenaga Kerja (Disdagnaker) Pacitan, Supriyono, Rabu (14/8/2024).
Menurut catatannya, sebelum pandemi, jumlah CPMI setempat antara 100-150 orang. Kini membaik, saat tahun 2023, yakni mengalami lonjakan hingga 200 orang.
Disusul tahun 2024 ini sudah ada sekitar 70 CPMI.
"Tersendatnya saat pasca pandemi, karena ada pembatasan maksimal 100 orang," terangnya kepada Ketik.co.id
Menurutnya, fenomena ini telah berlangsung lama pun mendorong warga di sekitar untuk ikut mencoba peruntungan bekerja di luar negeri.
"Paling tinggi sebagai kantor TKI itu, ada Kecamatan Tegalombo, Bandar, Kebonagung, dan Tulakan. Saat ini, minat bekerja di luar negeri juga mulai meningkat di kecamatan-kecamatan lain," tambahnya.
Ditanya soal negara favorit, ia menyebut Taiwan dan Hong Kong adalah tujuan andalan bagi pekerja perempuan, sementara Malaysia, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit, menjadi pilihan utama bagi pekerja laki-laki.
"Yang perempuan banyak diterima jadi asisten rumah tangga ART," bebernya.
Tak hanya tergiur gaji yang tinggi, tetapi juga karena banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja di negara-negara tersebut, terutama untuk perawat lansia, asisten rumah tangga (ART), dan pekerja pabrik.
"Juga banyak yang melihat tetangganya sukses ketika kembali dari luar negeri," sambungnya.
Menyadari hal itu, pihaknya telah berupaya membantu masyarakat agar tidak kesulitan mencari pekerjaan. Salah satu upayanya, menggelar pelatihan untuk membekali usia produktif dengan berbagai keterampilan.
"Pada akhirnya kembali kepada pilihan masyarakat," tandasnya.
Lebih lanjut, Disdagnaker Kabupaten Pacitan secara aktif melakukan pembinaan kepada para PMI, termasuk memberikan sosialisasi untuk memilih Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang kredibel bukan tipu-tipu. (*)