KETIK, SURABAYA – Dana alokasi khusus (DAK) APBD 2024 Kabupaten Bondowoso berkurang. Dari sebelumnya sekitar Rp 40 Miliar, turun menjadi Rp 30 miliar, atau mengalami penyusutan sekitar Rp. 10 Miliar.
Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir mengutarakan penyebabnya terutama DAK yang menyangkut kepariwisataan karena terdapat sanksi bahwa tahun 2021/ 2022 tidak sempat menyusun Dana Insentif Daerah (DID). Penyebab lainnya karena gagal lelang.
"Kalau DID itu dana insentif daerah pasti dapat karena Bondowoso mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), " tegasnya.
Sehingga menurutnya, penting bahwa sekalipun ada anggaran di pusat yang dialokasikan untuk Bondowoso, akan tetapi DID-nya belum tersusun, rencana kebutuhan anggarannya belum tersusun atau rencana anggaran tidak tersusun, maka tidak cair.
"Ya mudah-mudahan ada solusi lain," jelasnya.
Sementara itu di lokasi berbeda, Plh Sekda Bondowoso, Haeriyah Yuliati, membenarkan hal tersebut.
Menurutnya, penurunan nilai DAK ini sudah barang tentu berpengaruh terhadap program kegiatan yang lain. Karena itulah, pihaknya akan segera menyusun skala prioritas
"Harapan kita, kita masih bisa mengakses anggaran dari pusat. Karena bagaimana pun kita masih sangat butuh support anggaran dari pusat," jelasnya.
Ia menerangkan, bahwa memang kondisi ini terjadi karena kelalaian dari Disparbudpora. Karena itulah, dirinya berharap agar para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa lebih merespon cepat apa yang menjadi program dari Pemerintah Pusat.
"Karena sangat sayang sekali, ketika akibat kelalaian kita. Kita justru kehilangan dana dari pusat," terangkan.
"Kita akan terus berupaya untuk melakukan lobi-lobi ke kementerian. Mudah-mudahan kita masih punya kesempatan untuk bisa mengakses anggaran," pungkasnya.(")
