KETIK, SURABAYA – Pernah terkena lemparan batu hingga bom cabe tidak membuat Brigadir Ika Rahmawati Yuanita gentar menjadi seorang Polisi Wanita (Polwan). Meskipun sempat shock dengan kejadian itu, Ika mengaku semakin mencintai profesi sebagai abdi negara.
"Cita-cita saya dulu bukan menjadi polisi namun jadi tenaga kesehatan. Namun karena melihat banyak polwan yang cantik membuat saya senang dengan profesi ini," ucap Ika kepada Ketik.co.id.
Ika menceritakan, awal mula mengikuti tes kepolisian, ia sempat ragu karena di saat bersamaan lolos seleksi di perguruan tinggi negeri .
"Tapi orang tua saya memberikan wejangan ke saya untuk berdoa agar meminta petunjuk, yang membuat saya yakin dan mantap untuk melanjutkan tes kepolisian," ungkapnya.
Pilihannya tidak salah, karena setelah melalui serangkaian tes, akhirnya ia diterima menjadi polwan. Belakangan ia dipercaya untuk menjadi pasukan Respati Polrestabes Surabaya.
"Setiap malam patroli menjaga keamanan kota Surabaya terlebih antisipasi premaan dan genk motor yang saat itu meresahkan," ucap Ika.
Selama menjadi polwan, Ika mendapat banyak pengalaman tak terlupakan, salah satunya ketika ia menjadi petugas keamanan demostrasi omnibuslaw di kantor Gubernuran. Saat terjadi kericuhan, ia dilempari batu dan plastik berisi cairan cabe.
"Saat itu saya kaget, langsung kami masuk ke dalam mobil Raisa untuk mengamankan diri," beber Ika.
Kendati demikian, Ika mengaku semakin mencintai profesinya sebagai Polwan. "Saya sudah kadung cinta dengan profesi ini, jadi lebih senang untuk bertemu masyarakat," terangnya..
Pada peringatan Hari Jadi Polwan yang ke-75, Ika berharap profesi Polwan sudah tidak lagi dianggap remeh.
"Sebagai wanita pilihan maka ke depanya Polwan bisa melindungi kehormatan wanita lainnya," ungkap Ika. (*)