KETIK, JAKARTA – Jelang Pilkada yang akan digelar serentak di berbagai daerah di Indonesia pada 27 November 2024, generasi Millenials dan Gen Z menjadi sasaran penting dalam mendulang suara.
Di antara kedua generasi tersebut Gen Z dinilai lebih berpotensi karena lebih mudah diarahkan daripada Millenials. Hal ini tentu tidak lepas dari banyaknya Gen Z yang menjadi pemilih pemula pada Pilkada kali ini.
Dilansir dari Suara.com jaringan media nasional Ketik.co.id, pengamat politik Wasisto Raharjo mengatakan Gen Z bisa dibilang masih awam dalam pengetahuan terkait politik sehingga mereka memerlukan referensi dalam menentukan pilihan.
"Saya pikir Gen Z masih awam politik, maksudnya preferensi masih bisa diubah dan didekati. Kalau gen di atasnya, seperti milenial, sudah punya pandangan politik sendiri," Sabtu, 14 September 2024.
Oleh sebab itu para calon kepala daerah lebih banyak menargetkan Gen Z agar dapat meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pesta demokrasi tersebut. Karena memerlukan banyak referensi pilihan mereka masih dapat dirubah.
Berangkat dari hal tersebut banyak calon kepala daerah yang mulai melakukan pendekatan dengan menyesuaikan karakter dari Gen Z tersebut, yakni menggelar acara yang lebih santai dan bersifat informal.
"Kita lihat gen pemilih muda, mereka memang bukan generasi serius. Maksudnya lebih menyukai yang sifatnya ringan dan informal," tambahnya.
Jadi kalau mau meraih suara mereka ya memang harus mengikuti gaya mereka,"pungkasnya.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemilih pada Pemilu 2024 berasal dari Generasi Z dan Milenial sebanyak 55 persen. Kelompok tersebut berada dalam rentang usia 17-40 tahun.(*)
