KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna meresmikan gedung unit sekolah baru (USB) SMP Negeri 4 Baleendah di Desa Bojongmalaka Kecamatan Baleendah, Senin (12/2/2024).
Meresmikan SMPN 4 Baleendah itu guna merealisasikan program Bupati Bandung dalam upaya mendirikan 28 USB SMP. Namun saat ini baru 19 SMP dan sisanya secara bertahap akan dilanjutkan melalui program prioritas.
Sebanyak 418 siswa/siswi SMP Negeri 4 Baleendah itu sudah melaksanakan kegiataan belajar mengajar di sekolah tersebut. Ratusan siswa/i itu terbagi dalam 12 rombongan belajar dan melibatkan 20 guru, di antaranya 5 guru PNS.
Bupati mengatakan pembangunan SMPN 4 Baleendah ini untuk mengimbangi jumlah penduduk Kabupaten Bandung mencapai 3,7 juta jiwa.
"Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Harapan Lama Sekolah (HLS) masyarakat Kabupaten Bandung 12,7 tahun, itu sebelum saya dilantik jadi Bupati Bandung. Tidak berbanding lurus dengan rata-rata lama sekolah, waktu saya kampanye saat itu di angka 8,8 tahun. Saat ini rata-rata lama sekolah sudah meningkat 9,10 tahun dan terus kita kejar dengan program PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan sebagainya," kata Dadang Supriatna dalam sambutannya.
Begitu dirinya dilantik jadi Bupati Bandung, ia mengaku langsung melaksanakan mapping untuk mengetahui berapa kebutuhan prasarana sarana pendidikan.
"Maka kita bedah, eksisting di masing-masing wilayah. Ternyata setelah dihitung kebutuhan untuk SLTP itu totalnya sekitar 50 unit sekolah baru," jelasnya.
Maka, pihaknya mengambil keputusan pemerintah daerah harus hadir untuk merencanakan membuat 28 unit sekolah baru SMP.
"Kita ngasih kesempatan kepada swasta, baik itu yayasan dan sebagainya. Dibagi dua, yaitu 22 unit sekolah baru untuk swasta," jelas Dadang Supriatna yang akrab disapa Kang DS ini.
Sementara untuk kebutuhan SMA, sebenarnya kurang lebih 50 unit sekolah baru SMA untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
"Itu dihitung dari eksisting masing-masing lulusan siswa, sesuai dengan tingkatannya," kata Bupati Bedas ini.
Setelah dihitung ternyata benar, bahwa ada sebagian lulusan SMP tidak bisa melanjutkan ke SMA karena gara-gara zonasi.
"Akibat tidak sekolah terjadilah pernikahan dini, seperti yang terjadilah di Pangalengan dan Kertasari," ungkapnya.
Untuk itu, pemerintah daerah harus hadir dan pihaknya sudah mengusulkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena SMA kewenangan provinsi.
"Kita sudah usulkan 22 unit sekolah baru SMA, dan tahun ini insya Allah akan dibangun 2 unit sekolah baru SMA di Rancaekek dan Kutawaringin," ungkapnya.
Kang DS menyebutkan di Baleendah juga masih membutuhkan SMP dan SMA. "Di Baleendah ada bekas Kantor Kelurahan Andir, silahkan kalau mau digunakan untuk tambahan SMP dan SMA baru lagi. Tinggal dilakukan pengkajian oleh Dinas Pendidikan," kata dia.
Kang DS mendorong Baleendah untuk ada penambahan USB karena jumlah penduduknya capai 230 ribu jiwa.
"Untuk itu, peresmian gedung USB SMPN 4 Baleendah sesuai dengan rencana aksi kita mendirikan 28 USB SMP. Tetapi baru bisa menyelesaikan 19 unit sekolah baru SMP. Tinggal 9 USB SMP lagi, insya Allah bisa tercapai," tandasnya.
Kang DS menyebutkan untuk mencerdaskan anak bangsa butuh prasarana sarana pendidikan. Ia pun mengungkapkan bahwa Pemkab Bandung sudah menggulirkan program tiga muatan lokal di lingkungan sekolah, pertama pendidikan Pancasila dan memahami UUD 1945. Kedua pendidikan bahasa Sunda, dan ketiga mengaji dan menghafal Alquran.
"Untuk itu, saya hadirkan guru ngaji ke sekolah. Saya ingin anak-anak sekolah TK, SD, dan SMP ini betul-betul bisa membaca Alquran. Karena dengan membaca Alquran paham tafsir dan lain sebagainya, insya Allah pedoman untuk umat muslim yaitu Alquran akan selaras dengan kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Agus Firman Zaini mengatakan kegiataan belajar mengajar di SMPN 4 Baleendah sudah ada 12 rombongan belajar, 20 guru dan di antaranya 5 guru PNS.
"Ada 6 ruang kelas baru. Insya Allah ditambah 2 ruang kelas baru. Jumlah muridnya 418 orang," sebut Agus.
Ia mengatakan pembangunan SMPN 4 Baleendah itu pada lahan seluas 6000 meter persegi. "Sekolah ini masih rintisan. Insya Allah akan ditingkatkan prasarana sarana pendidikannya. Dengan harapan sekolah ini sejajar dengan sekolah negeri lainnya yang sudah lama berdiri," harap Agus.(*)